Pendahuluan:
American Psychiatric Association mengatakan di Amerika
Serikat, Body Dismorphic Disorder (BDD) atau gangguan citra tubuh
terjadi pada sekitar 2,5% pada pria, dan 2,2% pada perempuan. Orang
dengan uan citra tubuh sering dilaporkan
dengan tingkat
keinginan bunuh diri (80%), dan seperempatnya telah mencoba untuk bunuh diri.
BDD juga dapat menyebabkan dampak lain seperti gangguan fungsi sosial, baik
dari segi hubungan sosial, hubungan romantis maupun hubungan dengan keluarga. Gangguan makan atau eating
disorder adalah pola makan yang tidak normal dan kebiasan atau hal yang
mengganggu pada kehidupan sehari-hari seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan pada gangguan makan (eating disorder)
dengan gangguan citra tubuh pada mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret. Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa fakultas Angkatan
2020-2024 yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel pada penelitian ini diambil
menggunakan random sampling yang berjumlah 95 orang. Variabel bebas
adalah kejadian gangguan makan dan variabbel terikat adalah kejadian gangguan
citra tubuh. Data dianalisis menggunakan uji chi square dengan menggunakan
aplikasi SPS Hasil: Pada
penelitian ini terdapat total data 95 orang yang meliputi 25 laki-laki dan 70
perempuan. Terlihat bahwa 26 orang yang mengalami gangguan citra tubuh disertai
gangguan makan. Hasil ini dianalisis menggunakan uji Chi Square dan
didapatkan nilai signifikansi nilai p = 0,02 (<0> Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan makan (eating
disorder) dan gangguan citra tubuh di Mahasiswa kedokteran Angkatan
2020-2024. Seseorang yang memiliki gangguan citra tubuh akan memiliki penilaian
yang negatif pada kondisi tubuhnya sehingga orang itu akan melakukan cara untuk
merubah penampilan. Salah satunya dengan pola dan cara diet.