Tradisi membatik yang tumbuh
dalam perkampungan, memunculkan fenomena kampung batik. Kampung batik memiliki fungsi yang
beragam, salah satunya sebagai sentra produksi batik. Sebuah sentra berpotensi
berkembang menjadi suatu klaster industri apabila terdapat keterkaitan antar
industri, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pemasaran hasil produksi.
Kampung Batik Laweyan merupakan perkampungan batik yang telah ada sejak tahun
1546, dan kini menjadi salah satu sentra batik di Kota Surakata. Berangkat dari
pemahaman bahwa suatu kampung batik dapat berkembang menjadi klaster industri
kreatif, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian Kampung
Batik Laweyan sebagai klaster industri kreatif. Penelitian dilakukan dengan
metode kuantitatif, menggunakan teknik analisis skoring. Data dikumpulkan
melalui observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kampung Batik Laweyan cukup sesuai sebagai klaster industri
kreatif.