Pendahuluan: Kanker kolorektal merupakan akumulasi
mutasi genetik yang merangsang proliferasi sel berlebih dan inaktivasi gen
penekan tumor menyebabkan lesi neoplasma dan pembentukan polip pada epitel
kolon dan rektum Merokok merupakan salah satu faktor
risiko yang tidak hanya meningkatkan risiko terjadinya kanker kolon, tetapi
juga terjadinya komplikasi setelah pelaksanaan operasi karena efek komponen
yang karsinogenik dan menghambat penyembuhan luka. Penelitian ini dilakukan
untuk menentukan jika kebiasaan merokok berhubungan dengan terjadinya infeksi
luka operasi setelah kolektomi pada pasien kanker kolorektal stadium III.
Metode: Penelitian ini akan dilakukan dengan desain penelitian
observasional analitik untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan outcome
komplikasi infeksi luka operasi
paska-operasi kolektomi kanker kolorektal stadium III. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian retrospective cohort. Subjek yang digunakan adalah pasien kanker
kolorektal yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Moewardi dengan jumlah sampel
40 orang, terbagi menjadi 2 kelompok, 20 orang pada kelompok kasus (pasien
merokok) dan 20 orang pada kelompok kontrol (pasien tidak merokok). Analisis
data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji fisher’s exact test untuk
menentukan korelasi antara usia, jenis kelamis, status merokok, dan intensitas
merokok dengan kejadian infeksi luka operasi setelah operasi kolektomi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak ada korelasi antara usia, jenis kelamin, status merokok pasien, dan
intensitas merokok terhadap kejadian infeksi luka operasi setelah operasi
kolektomi pada pasien kanker kolorektal stadium III (p-value = 1.000;
0.677; 0.407; 0.219).
Simpulan: Kebiasaan
merokok tidak berpengaruh terhadap kejadian infeksi luka operasi setelah
operasi kolektomi pada pasien kanker kolorektal stadium III