;

Abstrak


Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan sebagai Dasar Mitigasi Kecelakaan Bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP)


Oleh :
Annisa Syahliantina - S802302002 - Fak. Teknik

Salah satu fenomena kecelakaan di jalan yang berisiko mengakibatkan banyak korban jiwa adalah kecelakaan bus AKAP (Antarkota Antarprovinsi) karena memiliki kapasitas penumpang yang cukup besar. Bus AKAP sering menempuh perjalanan jarak jauh yang memakan waktu lama, sehingga pengemudi rentan mengalami kelelahan, penurunan kewaspadaan, dan reaksi yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Berbagai elemen berpengaruh terhadap pengemudi di jalan yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan faktor eksternal, di mana kedua faktor tersebut memiliki potensi besar dalam meningkatkan keselamatan pengemudi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang berisiko menyebabkan kecelakaan pengemudi sebagai dasar untuk merancang mitigasi kecelakaan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data kuesioner dari pengemudi bus AKAP di beberapa Perusahaan bus di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian ini mengelompokkan elemen manusia ke dalam faktor internal dan elemen sosiodemografi, kendaraan, lingkungan, (cuaca, jalan, pencahayaan), kebijakan dan regulasi, serta manajemen perusahaan ke dalam faktor eksternal. Analisis regresi logistik digunakan untuk memodelkan hubungan antara satu atau lebih variabel independen dengan variabel dependen biner (dikotomis). Hasil regresi logistik menunjukkan variabel tingkat pendidikan, pelatihan mengemudi, dan penguasaan emosi signifkan berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan sopir bus AKAP. Usulan mitigasi kecelakaan bagi perusahaan transportasi adalah mengadakan program mentoring sopir baru, pengadaan masa percobaan sebagai asisten sopir, Pelatihan mengemudi menggunakan teknologi Virtual Reality (VR), menerapkan penggunaan seragam kepada sopir bus ketika menyetir. Usulan mitigasi bagi pemerintah adalah menginisiasi pertemuan antar perusahaan bus di Indonesia dan embuat regulasi yang mewajibkan sopir bus mengikuti pelatihan mengemudi dan ujian kompetensi sebelum melakukan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM).