Kegiatan antroposentris dapat terjadi secara sadar
maupun tidak sadar oleh manusia. Jejak karbon dari hasil konsumsi dan aktivitas
manusia dapat memberikan dampak kepada lingkungan secara berkala. Mahasiswa
selaku generasi muda yang berpotensi dapat menciptakan perubahan dalam lingkup
kecil sampai besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
konsumsi mahasiswa berdasarkan jejak karbon, pengetahuan dan persepsi mahasiswa
terhadap ramah lingkungan dan pola konsumsi, dampak serta rekomendasi. Metode
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan observasi dan kuisioner.
Analisis data menggunakan IPCC tier-1, perhitungan likert dan analisis SWOT.
Hasil menunjukan bahwa mahasiswa S-1 Ilmu Lingkungan menghasilkan jejak karbon
yang relatif lebih sedikit daripada mahasiswa S-1 Ilmu Hukum. Pengetahuan dan
persepsi mahasiswa S-1 Ilmu Lingkungan memiliki indeks presentase sebesar
83,89%, sedangkan mahasiswa S-1 Ilmu Hukum memiliki indeks presentase 75,67%.
Pengetahuan dan persepsi mahasiswa S-1 Ilmu Lingkungan dan S-1 Ilmu Hukum sudah
sangat sesuai dengan ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang
saling berinteraksi dan perilaku ramah lingkungan berbanding lurus dengan pola
konsumsi mahasiswa. Dampak lingkungan yang dapat dirasakan ialah pencemaran.
Kualitas udara yang memburuk akibat dari pola konsumsi yang tidak ramah
lingkungan. Analisis SWOT menghasilkan bukti bahwa mahasiswa masih dapat
meningkatkan pola konsumsi yang ramah lingkungan secara berkala. Rekomendasi
yang dapat diberikan antara lain bergabung dalam komunitas hijau, melakukan
sosialisasi, seminar atau workshop dengan dukungan pemerintah terkait kebijakan
ramah lingkungan, kolaborasi guna mengembangkan inovasi teknologi. Penggunaan
transportasi umum, gaya hidup minimalis dan mendaur ulang.