;
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan efek perundungan verbal pada tindak tutur siswa SMP di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data memakai teknik wawancara dan kuisoner. Penelitian ini menggunakan teknik validitas data yang berupa triangulasi teori dan sumber data, serta teknik analisis data pada penelitian kualitatif yang bersifat mengalir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan lima bentuk perundungan verbal mendominasi lingkungan sekolah: pertama mengejek, berupa kata kasar yang merendahkan (50%), kedua menantang, termasuk ancaman fisik atau psikologis (66,5%), ketiga menghina, berupa julukan merendahkan (57%), keempat fitnah, yaitu penyebaran informasi palsu (63%), dan kelima kritik merendahkan, berupa protes sindiran yang menyakitkan membuat sebagian besar siswa merasa tidak nyaman dengan penggunaannya. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan mengejek dan menantang adalah masalah signifikan yang memengaruhi kenyamanan, rasa aman, dan kepercayaan diri siswa. Perbuatan menghina dan fitnah turut menciptakan ketidaknyamanan emosional, meskipun tidak selalu berdampak langsung pada mayoritas siswa. Temuan selanjutnya, efek dari perundungan verbal juga teridentifikasi melalui delapan indikator, termasuk rasa malu, sakit hati, penurunan kepercayaan diri, hingga kecemasan dan stres. Mayoritas siswa merasakan dampak emosional yang signifikan, seperti rasa malu (38% sangat setuju) dan sakit hati (40% sangat setuju), sementara dampak lebih ekstrem, seperti depresi atau kebencian terhadap diri sendiri, cenderung lebih kecil. Pengaruh terhadap motivasi belajar juga terindikasi, meskipun tidak terlalu dominan. Hasil dari temuan tersebut menegaskan perlunya intervensi untuk mengurangi perundungan verbal demi menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan positif, serta meningkatkan kesejahteraan emosional dan psikologis siswa.