;

Abstrak


Pengaruh Ekstrak Kelakai (Stenochlaena Palustris (Burm.) Bedd) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Ros, Sod Dan Kortisol Pada Tikus Jantan Model Diabetes Melitus Tipe 2


Oleh :
Helmi Susanti Simamora - S532208020 - Sekolah Pascasarjana

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false ZH-CN ZH-CN X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman",serif;} </style> <![endif]-->

Helmi Susanti Simamora. S532208020. 2024 Pengaruh Ekstrak Kelakai (Stenochlaena   Palustris (Burm.) Bedd) Terhadap Kadar Glukosa Darah, ROS, SOD dan Kortisol Pada Tikus Jantan Model Diabetes Melitus Tipe 2. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Adi Prayitno, drg., M. Kes., Sp.PMM(K). Pembimbing II: Dr. Muthmainah, dr. M. Kes. Program Studi Ilmu Gizi, Sekolah PascaSarjana Universitas Sebelas Maret.

 

ABSTRAK

Latar Belakang Masalah:Diabetes melitus setiap tahunnya meningkatkan,  hiperglikemi dapat menyebabkan terjadinya stress oksidatif sehingga terjadinya peningkatan ROS, penurunan SOD dan peningkatan kadar kortisol. Senyawa aktif yang ada pada kelakai seperti flavonoid, alkaloid, fenol yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan membuktikan pengaruh ekstrak batang dan daun kelakai terhadap kadar glukosa darah sewaktu (GDS), Reactive Oxygen Species  (ROS), Superoxide Dismutase (SOD) dan kortisol pada tikus jantan model diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan pre and posttest kontrol group design. Berat badan 220 – 280 gr, jumlah sampel tikus jantanWistar 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan: KN (kelompok normal), K- (tikus diabetes), K+ (tikus DM+metformin 45mg/kgBB), P1 dan P2 tikus DM masing-masing kelompok diberi ekstrak kelakai dengan dosis 400 dan 800 mg/kgBB selama 21 hari, diberikan melalui sonde setiap jam 08.00-09.00. Pembuatan model DM dengan menggunakan streptozotosin (STZ) dan nikotinamid (NA) melalui intraperitoneal (IP) selama 3 hari. Pembuatan ekstrak batang dan daun kelakai menggunakan metode maserasi, dengan pelarut etanol 70%. Pemeriksaan GDS dengan menggunakan glucometer (Autocheck). Pemeriksaan MDA, SOD dan Kortisol menggunakan ELISA. Data dianalisis dengan uji One Way Anova untuk pemeriksaan GDS dengan nilai signifikan p= 0,03, kadar ROS p= 0,022. Kadar SOD p= 0,042 dan kadar kortisol p=0,035. Hasil: Ekstrak batang dan daun kelakai mengandung fitokimia, flavonoid 76,727 ppm, alkaloid = 86,524 ppm, fenol = 56,180 mg GAE, aktifitas antioksidan = 78,787 ppm. Kadar GDS pada kelompok P1 lebih rendah secara signifikan dibandingkan K- (p=0,047), kadar MDA pada kelompok P1 (0,010) dan P2 (0,006) lebih rendah secara signifikan, kadar SOD pada kelompok P1 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan K- (p=0,020), kadar Kortisol pada kelompok P2 lebih rendah secara signifikan dibandingkan K- (p=0,046). Kesimpulan: Pemberian ekstrak kelakai dengan dosis 400mg/kg dapat menurunkan kadar GDS, menurunkan kadar MDA dengan dosis 400mg/kgBB dan 800mg/kgBB, meningkatkan kadar SOD dengan dosis 400mg/kgBB dan menurunkan kadar kortisol pada dosis 800 mg/kgBB.

 

Kata Kunci: Ekstrak batang dan daun kelakai; diabetes melitus; Kortisol; MDA; SOD