Semakin berkembangnya zaman dan urbanisasi yang pesat, banyak rumah tradisional yang mengalami kerusakan atau bahkan ditinggalkan. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan sejarah dan peninggalannya yaitu kota Palembang. Kota ini merupakan kota tertua yang ada di Indonesia. Sebagai kota tertua, tentunya ada banyak sejarah serta peninggalan yang ditemukan, contohnya seperti rumah tradisional Palembang yaitu rumah limas. Menurut catatan sejarah, diperkirakan kurang lebih terdapat 200 - 300 rumah limas yang berada di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi penting untuk dapat dijaga dan dilestarikan karena rumah limas sendiri dapat memperkuat identitas daerah kota Palembang serta menjadi bagian dari keunikan kota Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian desain interior pada rumah limas di kawasan Museum Balaputra Dewa dengan kriteria bangunan cagar budaya serta mengetahui upaya konservasi yang dilakukan pada desain interior rumah limas sebagai objek cagar budaya di kawasan Museum Balaputra Dewa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah limas menggunakan lima dari enam jenis konservasi bangunan. Meski demikian, sempat terjadi kesalahan dalam melakukan pemasangan struktur bangunan rumah limas, serta masih terdapat beberapa kerusakan pada beberapa bagian. Namun hal ini tidak menghilangkan nilai-nilai serta fungsi desain interior rumah limas sebagai cagar budaya. Desain interior pada rumah limas di kawasan Museum Balaputra Dewa sudah sesuai dengan kriteria bangunan cagar budaya berdasarkan parameter cagar budaya, sementara itu berbagai upaya konservasi telah dilakukan pada rumah limas di kawasan Museum Balaputra Dewa, hanya saja pelaksanaan konservasi dirasa masih belum optimal.
Kata Kunci : Balaputra Dewa, Desain Interior, Konservasi, Rumah limas.
