Abstrak


Pengaruh Pemangkasan Sengon dan Pupuk Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Porang dalam Sistem Agroforestri


Oleh :
Ilham Ramadhan Al Wafa - H0720088 - Fak. Pertanian

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan tanaman daerah tropis dan sub-tropis, menghasilkan umbi yang bernilai ekonomi tinggi karena mengandung glukomanan dan serat larut yang memiliki berbagai manfaat. Produksi umbi porang Indonesia tahun 2020 mencapai 142.000 ton yang 89,65% diolah menjadi Chip Porang untuk tujuan ekspor. Jumlah ekspor porang pada tahun 2020 meningkat sebanyak 160% jika dibandingkan dengan tahun 2019. Pada tahun 2022 negara pengimpor porang seperti China memperketat persyaratan kualitas produk impor termasuk porang dan produk turunannya yang mengakibatkan harga porang dalam negeri turun dari Rp13.000 per kg pada tahun 2020 hingga Rp2.000 pada tahun 2022. Produsen porang dituntut untuk memperhatikan keamanan pangan, mutu pangan dan penelusuran pangan. Salah satu upaya untuk menghasilkan porang dengan kualitas dan hasil yang lebih baik adalah subtitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik. Pupuk organik dipadukan dengan sistem agroforestri guna mendapatkan keberlanjutan pertanian porang yang dapat diterima di pasar ekspor

Penelitian dilaksanakan pada November 2023-Mei 2024 di Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar dengan analisis laboratorium di Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok pola tersarang (nested design) dengan 2 faktor yaitu jenis pupuk (P) yang tersarang dalam faktor utama pemangkasan (N). Faktor utama terdiri dari tanpa pemangkasan sengon (N1) dan Pemangkasan sengon 25% (N2) sedangkan faktor tersarang terdiri dari pupuk NPK (40-60-45) kg/ha, pupuk tongkol jagung, pupuk limbah ekstraksi Indigofera tinctoria dan pupuk kandang kambing masing-masing dosis 20 ton/ha diulang sebanyak 3 kali menghasilkan 24 perlakuan. Variabel yang diamati : tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar brangkasan, bobot segar umbi, indeks luas daun dan intersepsi cahaya. Data pengamatan dianalisis dengan uji F taraf 5%, kontras ortogonal untuk membandingkan rata-rata setiap perlakuan. Hubungan antar parameter dianalisis dengan uji korelasi.

Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat interaksi pada tanpa pemangkasan sengon dan pupuk limbah ekstraksi Indigofera tinctoria yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil porang. Pupuk limbah ekstraksi indigofera memberikan respon pertumbuhan dan hasil lebih baik dibandingkan pupuk lainnya. Perlakuan pupuk organik 20 ton/ha belum meningkatkan sifat kimia tanah alfisol setelah budidaya