Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan: 1) Cara westernisasi dalam gaya hidup priyayi di Yogyakarta tahun 1890-1942. 2) Bentuk westernisasi pada gaya hidup priyayi di Yogyakarta Tahun 1890-1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah karena terdapat jarak waktu antara penulis dengan peristiwa yang penulis teliti. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu, (1) heuristik (pengumpulan data), (2) kritik sumber (kritik internal dan kritik eksternal), (3) interpretasi, dan (4) historiografi (penulisan Sejarah). Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu surat kabar seperti De Nieuw Vorstenlanden, De Locomotief, Medan Priaji, Pewarta Priaji, arsip foto dan dokumen di Arsip Provinsi Yogyakarta, Arsip foto di koleksi digital perpustakaan Universitas Leiden. Sumber data sekunder yang digunakan penelitian ini berupa buku, jurnal dan internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumen dan studi pustaka. Analisis data untuk penelitian ini menggunakan teknik kritik sumber (internal dan eksternal). Interpretasi data penelitian kemudian dituliskan dalam bentuk historiografi. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Westernisasi masuk ke Yogyakarta lewat jalur pendidikan, akulturasi budaya sebagai bagian dari diplomasi politik serta lewat media massa yang mulai berkembang sejak media cetak masuk ke Hindia-Belanda (2) Gaya hidup para priyayi secara fisik memang terpengaruh dengan budaya Belanda, Pengaruh budaya Barat. Hal-hal fisik seperti bentuk rumah, cara berpakaian, budaya makan, hiburan, kepercayaan dan solidaritas terpengaruh oleh Barat. Secara jiwa, priyayi Yogyakarta masih mempertahankan jiwa mereka sebagai orang Jawa.