;
Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang sangat
merusak dan menimbulkan kerugian besar bagi keberlangsungan budidaya padi. Tanaman padi varietas lokal seperti
Mentik Wangi meskipun memiliki berbagai keunggulan namun tidak tahan terhadap
serangan penyakit hawar daun bakteri. Hawar daun bakteri disebabkan oleh
bakteri patogen Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) yang
menarget promoter gen penyebab kerentanan OSSWEET11. Teknologi CRISPR/Cas9
dapat menginduksi resistensi dengan cara memutasi promoter gen tersebut,
sehingga tidak dapat dikenali oleh Xoo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengamati keragaan agronomi
dan melakukan analisis molekuler terhadap galur mutan generasi T1 padi varietas
Mentik Wangi hasil pengeditan genom menggunakan CRISPR/Cas9
sehingga diharapkan pada generasi T1, mutasi yang diinduksi oleh
CRISPR/Cas9 tetap terwariskan tanpa menimbulkan efek pleiotropik akibat mutasi
gen tersebut terhadap performa agronomi
dan hasil pada galur-galur mutan yang diujikan. Penelitian ini menggunakan
benih padi T1 yang telah dihasilkan dari tetua-tetua T0. Penelitian ini
dirancang dalam rancangan penelitian sederhana. Data-data yang telah
dikumpulkan akan dianalisis dengan uji dunnet untuk membandingkan antara
galur-galur mutan dengan tetua tipe liar non-mutannya. Lokasi penelitian adalah
rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini
berlangsung dari bulan februari hingga bulan agustus 2024. Hasil
pengamatan terhadap peubah-peubah agronomis seperti tinggi tanaman, jumlah
anakan, umur berbunga, dan bobot gabah per rumpun menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nyata antara galur-galur mutan dengan tetua tipe liar
non-mutannya. Dari hasil analisis molekuler menggunakan PCR diketahui bahwa
semua individu tanaman yang diujikan dalam penelitian ini sudah tidak membawa
elemen transgenik berupa gen Hpt sebagaimana yang diharapkan, kemudian untuk
deteksi gen Cas9 semua individu kecuali satu diketahui masih membawa gen Cas9.
Hal ini berarti mutasi yang dilakukan terhadap gen yang mengatur kerentanan
terhadap hawar daun bakteri tidak menimbulkan efek yang merugikan terhadap
sifat-sifat agronomis tanaman, sehingga mutasi terhadap gen kerentanan dapat
menjadi salah satu alternatif pemuliaan untuk menghasilkan tanaman padi toleran
hawar daun bakteri.