Nyeri merupakan rasa sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari potensi kerusakan jaringan. Asetosal merupakan obat analgesik yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, tetapi asetosal memiliki beberapa efek samping jika dikonsumsi jangka panjang. Hal ini mendorong penelitian obat tradisional dari bahan alam yang dianggap lebih aman, terjangkau, dan efektif. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kokosan mengandung metabolit sekunder yang berkhasiat analgesik. Namun, belum dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak tersebut untuk memisahkan senyawa berdasarkan kepolarannya. Oleh karena itu, perlu pengujian efek analgesik dan standardisasi ekstrak etanol dan fraksi-fraksi dari ekstrak etanol kulit buah kokosan.
Jenis penelitian adalah eksperimental dengan metode rangsang kimia untuk uji aktivitas analgesik dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk uji kandungan kimia. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan sejumlah 25 ekor setiap ekstrak/ fraksinya terbagi menjadi 5 kelompok perlakuan, meliputi kontrol positif (Asetosal 1,3 mg/20 g BB); kontrol negatif (larutan Na-CMC 0,1%); dan 3 kelompok perlakuan yang dibedakan berdasarkan perbandingan dosis yaitu 10 mg/20 g BB; 5 mg/20 g BB; dan 2,5 mg/ 20 g BB dengan jalur pemberian peroral. Setelah 30 menit, diinduksi asam asetat 3% (intraperitonial) dan diamati jumlah geliat setiap 5 menit selama 1 jam. Data persen daya analgesik yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan One Way ANOVA dan Post Hoc LSD.
Hasil penelitian menunjukkan persentase daya analgesik ekstrak etanol dari peringkat dosis terbesar ke terkecil yaitu 64,61%; 34,92%; 18,77%, fraksi heksana 63,08%; 42,61%; 23,69%, fraksi etil asetat 51,84%; 35,23%; 1,38%, fraksi metanol:air (3:7) 68,46%; 50,61%; 33,38%. Fraksi metanol:air memberikan persentase terbesar. Setelah dilakukan pengujian KLT, disimpulkan bahwa ekstrak etanol mengandung flavonoid, tanin, terpenoid; fraksi metanol:air (3:7) mengandung flavonoid, tanin, terpenoid, saponin; fraksi heksana mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid; fraksi etil asetat mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid, saponin. Susut pengeringan ekstrak etanol, fraksi metanol:air (3:7) v/v, fraksi etil asetat, fraksi heksana berturut-turut 14,033%; 18,067%; 13,867%; 11,267%. Kadar abu total ekstrak etanol, fraksi metanol:air (3:7), fraksi etil asetat, fraksi heksana berturut-turut 0,647%; 0,293%; 0,194%; 0,456%. Kadar abu tidak larut asam ekstrak etanol, fraksi metanol:air (3:7) v/v, fraksi etil asetat, fraksi heksana berturut-turut 0,326%; 0,165%; 0,099%; 0,262%.