Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sejarah pelaksanaan dan nilai-nilai historis dari tradisi Jumat Kliwonan di Kabupaten Batang, dan (2) menganalisis praktik pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan sebagai wisata budaya di Kabupaten Batang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data meliputi narasumber (pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan pengunjung tradisi Jumat Kliwonan), peristiwa atau aktivitas (prosesi ritual gulingan dan pasar malam), tempat atau lokasi (Alun-Alun Batang dan Masjid Agung Darul Muttaqin), arsip dokumen dan sumber pustaka. Pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan terarah, observasi terus terang atau samar-samar, fotografi dokumentasi dan analisis arsip dokumen dan sumber pustaka. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan analisis data model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, sejarah pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan dilatarbelakangi oleh Babad Batang dan kepercayaan masyarakat Batang terhadap kesakralan hari Jumat Kliwon. Tradisi Jumat Kliwonan diperkirakan pertama kali muncul saat periode kepemimpinan Bupati Batang lama (1700-an), Raden Adipati Soeroadiningrat. Pelaksanaan pertama kali berupa menyebarkan udik-udik kepada masyarakat Batang di alun-alun. Bentuk pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan berubah dan berkembang menyesuaikan kondisi zaman. Pada era tahun 1980-1990 an, pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan dilakukan dalam bentuk ritual gulingan dan pasar malam di Alun-Alun Batang dan Masjid Agung Darul Muttaqin serta ziarah dan ritual kungkum di THR Kramat yang dipercaya sebagai tempat petilasan pendahulu Batang. Pada era tahun 2024, bentuk pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan yang masih dipertahankan yaitu ritual gulingan dan pasar malam. Kedua, praktik pelaksanaan tradisi Jumat Kliwonan sebagai wisata budaya di Kabupaten Batang berupa ritual gulingan yang melewati prosesi-prosesi dengan makna menghilangkan penyakit (berkaitan dengan konsep lukat kepercayaan Kliwon) dan pasar malam yang berdasarkan kepercayaan ngalap berkah dan penglaris ketika berdagang saat malam Jumat Kliwon. Berdasarkan komponen wisata menurut Middleton, tradisi Jumat Kliwonan memiliki unsur atraksi, fasilitas, aksesibilitas, citra destinasi dan harga untuk wisatawan sebagai wisata budaya di Kabupaten Batang.