Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan siswa generasi Z di SMA Al Islam 1 Surakarta menggunakan TikTok sebagai ruang publik untuk menyuarakan aksi bela Palestina. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data penelitian ini meliputi wawancara mendalam dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data Moustakas. Hasil penelitian ini menunjukkan TikTok berfungsi sebagai ruang publik yang selaras dengan teori ruang publik Habermas, yang dibangun berdasarkan institutional criteria yakni disregard of status, domain of common concern, dan inclusivity sehingga secara efektif dapat menyediakan ruang bagi Generasi Z untuk mengekspresikan dukungan bagi Palestina. Karakteristik TikTok memungkinkan interaksi dan partisipasi terbuka, memenuhi kebutuhan Generasi Z untuk terlibat dalam isu global dan advokasi sosial aktif.