Abstrak


Autopoiesis Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMA Negeri 4 Surakarta


Oleh :
Marcel Muhammad Irsandhi - K8421030 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui potensi, hambatan, dan strategi dalam implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) di SMA Negeri 4 Surakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik yang digunakan dalam menentukan informan penelitian yaitu dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung pelaksanaan program P5 untuk mengetahui realita pelaksanaan di lapangan. Wawancara dilakukan dengan tim kurikulum guru fasilitator, dan peserta didik. Sedangkan, dokumentasi dilakukan dengan melihat buku, artikel ilmiah, penelitian terdahulu, dan hasil karya peserta didik dalam program P5. Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data yang diperoleh dilakukan pengolahan yang kemudian dianlisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menjelaskan bahwa implementasi program P5 di sekolah memiliki potensi, hambatan, dan strategi yang berasal dari komponen internal sekolah. Komponen tersebut meliputi tim kurikulum sekolah, guru fasilitator, dan peserta didik. (1) potensi pelaksanaan program P5 meliputi komitmen sekolah dalam melaksanakan P5, profesionalitas guru di kurikulum merdeka, dan kompetensi peserta didik yang perlu dikembangkan melalui pembelajaran berbasis proyek. (2) Hambatan pelaksanaan program P5 meliputi manajemen sekolah yang belum siap pada tahun pertama, kuantitas guru yang masih kurang dalam mendampingi peserta didik, partisipasi aktif peserta didik yang kurang merara, serta peserta didik merasa kurang diberikan pendampingan oleh guru selama proses P5. (3) Strategi yang dilakukan yaitu sekolah mampu melakukan perencanaan dengan baik, guru melakukan pengembangan kompetensi dengan IHT dan platform PMM, serta peserta didik berpartisipasi aktif dengan evaluasi yang diberikan oleh sekolah dan teman sejawat. Hal tersebut menggambarkan konsep sistem autopoiesis karena sekolah mampu untuk mereduksi kompleksitas menggunakan potensi dan strategi internal.