Kemajuan teknologi komunikasi dalam era digital telah mengubah pola interaksi sosial, termasuk dalam pencarian pasangan melalui aplikasi kencan daring seperti Tinder. Di kalangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Tinder menjadi platform populer yang mencerminkan pergeseran dari interaksi konvensional ke komunikasi berbasis teknologi. Penggunaan aplikasi ini mencakup berbagai tujuan, mulai dari mencari teman hingga eksplorasi hubungan romantis, namun juga menghadirkan tantangan seperti privasi dan norma sosial yang berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman komunikasi mahasiswa UNS dalam menggunakan aplikasi kencan Tinder. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami motif penggunaan, dinamika interaksi yang terjadi, serta makna subjektif yang diberikan mahasiswa terhadap komunikasi melalui Tinder.
Dalam menganalisis fenomena ini, penelitian mengacu pada teori komunikasi interpersonal termediasi (mediated interpersonal communication) serta pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Pendekatan ini memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap pengalaman subjektif mahasiswa dalam menggunakan Tinder, dengan mempertimbangkan motif “in-order-to” dan “because-of” dalam interaksi digital mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap enam informan yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan Tinder untuk berbagai motif, seperti hiburan, validasi diri, serta eksplorasi hubungan sosial dan romantis. Pengalaman komunikasi yang dialami beragam, mulai dari pengalaman menyenangkan (enjoyable experience) hingga pengalaman kurang menyenangkan (unpleasant experience), seperti interaksi yang tidak sesuai harapan atau ancaman terhadap privasi.
