Sejak pertengahan abad ke-20, penggunaan plastik konvensional terus meningkat dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Industri tekstil menjadi urutan ke-3 yang menggunakan plastik sintetis dan urutan ke-2 dalam memproduksi limbah plastik. Salah satu alternatif dari penggunaan plastik konvensional adalah bioplastik. Adapun masalah yang ditemui di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta atau disingkat AK Tekstil Solo, yaitu belum adanya pemanfaatan dari limbah produksi benang. Limbah tersebut dapat menjadi bahan campuran dalam bioplastik. Bioplastik adalah bahan yang terbuat dari sumber biomassa organik dan dapat dengan mudah terurai secara hayati. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode penciptaan seni kriya oleh SP. Gustami, yaitu pola tiga tahap enam langkah. Tiga tahapan tersebut meliputi eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Enam langkah dalam tiga tahap tersebut yaitu; (1) identifikasi masalah, (2) strategi pemecahan masalah, (3) membuat sketsa alternatif, (4) membuat prototype, (5) pembuatan karya, dan (6) evaluasi. Produk ini memakai ragam hias flora Indonesia, yaitu bunga rafflesia. Tema bunga dipilih karena bunga menjadi simbol kecantikan, memliliki kesan feminim dan anggun sehingga mudah diterima oleh kaum hawa di berbagai zaman. Dominasi warna yang digunakan dalam percancangan tas selelmpang ini adalah warna kuning, dimana warna kuning diprediksi akan menjadi salah satu warna yang popularitasnya akan naik di tahun 2025. Bioplastik dapat dibuat menggunakan bahan bahan yang mudah ditemukan dan dikerjakan dengan cara homemade. Bahan utama bioplastik yang paling sempurna untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan tas adalah bioplastik dengan bahan utama gelatin. Bioplastik dapat dikombinasikan dengan limbah produksi tekstil berupa benang. Benang yang telah dicacah akan lebih mudah untuk diratakan di cetakan, sehingga penyebarannya lebih merata. Fungsi dari benang dalam lembaran bioplastik adalah untuk menambah tekstur dan sebagai penguat stuktur bioplastik.