Penelitian ini menyelidiki perkembangan permukiman
peri-urban di Kota Manado, dengan fokus pada preferensi permukiman masyarakat.
Pertumbuhan pesat populasi urban di Manado telah menyebabkan pengembangan
permukiman meluas ke daerah peri-urban karena terbatasnya ruang di pusat kota.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pengembangan permukiman formal
di daerah tersebut dan menilai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
masyarakat untuk tinggal di peri-urban Manado. Menggunakan pendekatan
kuantitatif, data dikumpulkan dari 165 responden yang tinggal di permukiman
formal di dua daerah peri-urban: Paniki Bawah dan Sea I. Data dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dan analisis konjoin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 56% responden mengidentifikasi aksesibilitas, khususnya
kedekatan dengan tempat kerja dan transportasi, sebagai faktor terpenting dalam
memilih permukiman, diikuti oleh ketersediaan infrastruktur (33%), kenyamanan
lingkungan (24%), dan keterjangkauan harga rumah (21%). Paniki Bawah mengalami
pertumbuhan penduduk tertinggi sebesar 56?ri 2012 hingga 2022, yang didorong
oleh ekspansi besar permukiman formal. Temuan ini memberikan wawasan penting
bagi perencana kota dan pembuat kebijakan dalam merancang kawasan permukiman
yang memenuhi preferensi masyarakat serta mengelola penggunaan lahan secara
efisien di daerah peri-urban Manado.