Latar Belakang: Epilepsi
adalah penyakit kronis pada otak yang dapat menyerang semua usia. Sekitar 40
hingga 50?ri 700.000-1.400.000 pasien epilepsi di Indonesia merupakan
anak-anak. Obat anti-epilepsi (OAE) merupakan terapi utama dalam pengobatan
epilepsi yang bertujuan untuk mengontrol bangkitan kejang, mencegah komplikasi
tanpa menyebabkan efek samping agar penderita epilepsi dapat hidup dengan
normal. Berbagai jenis obat anti-epilepsi digunakan dalam regimen monoterapi
maupun politerapi sesuai dengan kondisi pasien. Keberhasilan pengobatan
ditandai dengan penurunan frekuensi bangkitan kejang atau bahkan menghilang
sepenuhnya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kepatuhan dalam
mengonsumsi obat anti-epilepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat kepatuhan konsumsi obat anti-epilepsi dengan bangkitan
epilepsi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan
sampel dilakukan secara consecutive sampling pada 40 responden. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8
(MMAS-8) dan rekam medis pasien. Analisis dilakukan terhadap 37 sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square
didapatkan p-value 0,001 (p<0>
Simpulan: Terdapat hubungan signifikan
antara tingkat kepatuhan konsumsi obat anti-epilepsi dengan bangkitan epilepsi.
Semakin baik kepatuhan konsumsi obat anti-epilepsi maka semakin rendah
frekuensi bangkitan epilepsi pada pasien.