Bagi sebagian orang citra diri menjadi salah satu kebutuhan yang harus dikonstruksi untuk menunjukkan branding terbaik dirinya kepada orang lain, tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat bagaimana mahasiswi dalam membangun citra diri dan menjelaskan perbandingan citra dirinya berdasarkan postingan yang diunggah dengan realita dalam kehidupannya. Penelitian ini ditulis menggunakan metode kualitatif dengan pendakatan fenomenologi, sampel diambil dengan teknik purposive sampling yang subjeknya diambil dari mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret, fokus penelitian ini tertuju kepada pandangan individu terhadap unggahan pada akun pribadinya. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa mahasiswi menggunakan Instagram untuk menunjukkan eksistensi pribadinya dalam media sosial, Instagram dijadikan sebagai platform untuk membangun citra dirinya, khususnya yang berada pada fase mencari jati diri, citra diri yang mereka bangun cenderung menampilkan sisi positif agar dapat membuat portofolio dan penilaian positif dari pengguna lain. Penelitian ini dikaitkan dengan teori dramaturgi dari Erving Goffman, dimana Instagram menjadi panggung depan yang ditampilkan pada khalayak ramai dan realita kehidupan dijadikan sebagai panggung belakangnya. Diambil sebuah kesimpulan mahasiswi selalu menunjukkan citra diri yang bagus, mereka juga menghindari untuk mengunggah hal yang memungkinkan akan menimbulkan respon negatif dari pengikutnya seperti rasa sedih, menyindir, dan berbagai postingan yang tidak etis dengan tujuan mempertahankan citra diri yang dibangunnya.