Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) strategi guru dalam
penanaman karakter peduli lingkungan untuk membangunn civic engagement
melalui P5 pada dimensi kreatif dengan tema gaya hidup berkelanjutan, (2) faktor
pendukung dan faktor penghambat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data penelitian ini meliputi informan (Waka kurikulum SMK
Muhammadiyah Purwodadi, Fasilitator, Peserta didik, Petugas Kebersihan), tempat
dan peristiwa (SMK Muhammadiyah Purwodadi) serta dokumen (Modul P5, Nilai
P5, Visi dan Misi, Tata tertib dan catatan pelakanaan P5). Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik uji validitas
menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini sebagai
berikut. Pertama strategi yang diterapkan oleh pihak sekolah cukup efektif dan
memiliki beberapa tahap yakni (1) tahap Pengenalan fasilitator projek memilih
tema,yakni tema Gaya hidup berkelanjutan dengan sub tema daur ulang sampah,
peserta didik diberikan pemahaman tema tersebut, (2) tahap kontekstualisasi Peserta
didik mencoba untuk mengkaitkan tema gaya hidup berkelanjutan dengan kondisi di
lingkungan sekitarnya. (3)tahap Aksi, Peserta didik melakukan praktik dan tindakan
daur ulang sampah di sekolah. (4) refleksi, pada tahap ini peserta didik diharapkan
mampu mengetahui peran dan pemahaman akan materi atau tema yang diangkat,
serta meningkatkan karakter peduli lingkungan. Kedua, Faktor pendukung, pada
tahap pengenalan peserta didik mengetahui jenis sampah seperti apa saja yang dapat
dilakukann daur ulang, selain itu peserta didik juga mampu mengumpulkan barang
bekas seperti berbahan dasar plastik untuk didaur ulang, dilaksanakannya P5 untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan hidup di masayarakat, peraturan
dari pemerintah, kondisi lingkungan yang masih banyak sampah. Faktor
penghambat, pada tahap kontekstualisasi peserta didik kesulitan untuk memikirkan
ide projek, kurangnya kesiapan sekolah dalam pelaksanaan P5, belum terdapat modul
pembelajaran terkait pedoman pelaksanaan P5 yang baik sehingga masih kurang
berjalan baik, sarana prasarana yang kurang mendukung, Peserta didik tidak ikut
berkerja sama dalam kelompok meskipun hanya sebagian kecil namun dapat
mempengaruhi kondisi kelompok.