Abstrak


Strategi Penanaman Karakter Peduli Lingkungan Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Sebagai Bentuk Civic Engagement dI SMK Muhammadiyah Purwodadi


Oleh :
Nissabilia Tita Ummayah - K6418053 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) strategi guru dalam 

penanaman karakter peduli lingkungan untuk membangunn civic engagement

melalui P5 pada dimensi kreatif dengan tema gaya hidup berkelanjutan, (2) faktor 

pendukung dan faktor penghambat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif 

kualitatif. Sumber data penelitian ini meliputi informan (Waka kurikulum SMK 

Muhammadiyah Purwodadi, Fasilitator, Peserta didik, Petugas Kebersihan), tempat 

dan peristiwa (SMK Muhammadiyah Purwodadi) serta dokumen (Modul P5, Nilai 

P5, Visi dan Misi, Tata tertib dan catatan pelakanaan P5). Teknik pengambilan 

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan 

dengan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik uji validitas 

menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini sebagai 

berikut. Pertama strategi yang diterapkan oleh pihak sekolah cukup efektif dan 

memiliki beberapa tahap yakni (1) tahap Pengenalan fasilitator projek memilih 

tema,yakni tema Gaya hidup berkelanjutan dengan sub tema daur ulang sampah, 

peserta didik diberikan pemahaman tema tersebut, (2) tahap kontekstualisasi Peserta 

didik mencoba untuk mengkaitkan tema gaya hidup berkelanjutan dengan kondisi di 

lingkungan sekitarnya. (3)tahap Aksi, Peserta didik melakukan praktik dan tindakan 

daur ulang sampah di sekolah. (4) refleksi, pada tahap ini peserta didik diharapkan 

mampu mengetahui peran dan pemahaman akan materi atau tema yang diangkat, 

serta meningkatkan karakter peduli lingkungan. Kedua, Faktor pendukung, pada 

tahap pengenalan peserta didik mengetahui jenis sampah seperti apa saja yang dapat 

dilakukann daur ulang, selain itu peserta didik juga mampu mengumpulkan barang 

bekas seperti berbahan dasar plastik untuk didaur ulang, dilaksanakannya P5 untuk

menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan hidup di masayarakat, peraturan 

dari pemerintah, kondisi lingkungan yang masih banyak sampah. Faktor 

penghambat, pada tahap kontekstualisasi peserta didik kesulitan untuk memikirkan 

ide projek, kurangnya kesiapan sekolah dalam pelaksanaan P5, belum terdapat modul 

pembelajaran terkait pedoman pelaksanaan P5 yang baik sehingga masih kurang 

berjalan baik, sarana prasarana yang kurang mendukung, Peserta didik tidak ikut 

berkerja sama dalam kelompok meskipun hanya sebagian kecil namun dapat 

mempengaruhi kondisi kelompok.