;

Abstrak


Pengaruh Dosis Ekstrak Ethanol Propolis Gunung Lawu Terhadap Ekspresi Malondialdehide (MDA) dan Nuclear Factor-KAPPA Beta (NFĸß) Pada Fase Proliferasi Penyembuhan Luka Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Luka Jaringan Granulasi


Oleh :
Radot O.t. Pasaribu - S562002004 - Fak. Kedokteran

Luka merupakan kondisi diskontinu pada kulit, permukaan mukosa atau bagian jaringan hingga organ. Angka kejadian luka yang tinggi menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu ditangani dengan baik. Proses penyembuhan luka melibatkan berbagai substansi, seperti agen-agen proinflamasi IL-6, TGFα, ROS (yang ditunjukkan oleh marker MDA), NF-ĸB, dan Nrf2. Untuk menekan efek patologis ROS, diperlukan agen untuk menekan produksi dari ROS, yaitu antioksidan seperti ethanol pada propolis. Meneliti efek dosis ekstrak ethanol propolis terhadap kadar MDA dan NF-ĸB pada fase proliferasi penyembuhan luka tikus putih model jaringan granulasi. Penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Sampel berjumlah 24 ekor tikus putih sebagai hewan coba. Hewan coba model luka jaringan granulasi yang memenuhi kriteria restriksi menjadi sampel penelitian. Hewan coba kemudian diberikan perlakuan berdasarkan pembagian kelompok. Kelompok dibagi menjadi 4 yaitu kelompok kontrol (PK0) yang tidak diberikan perlakuan, kelompok perlakuan 1 (PK1) dengan pemberian propolis dosis EEP 200mg/kgBB, kelompok perlakuan 2 (PK2) EEP 400mg/kgBB, dan kelompok perlakuan 3 (PK3) EEP 800mg/kgBB. Pengamatan dan perlakuan diberikan selama 2 minggu. Setelah 2 minggu dilakukan pemeriksaan IHC MDA dan NF-kB. Analisa data menggunakan Uji Kruskal Wallis dan dilakukan uji post hoc menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan rerata ekspresi IHC pada kadar MDA dan NF-kB secara berurutan adalah kelompok kontrol (150,00 dan 123,33), kelompok EEP 200mg/kg BB (46,67 dan 22,50), kelompok EEP 400mg/kgBB (38,33 dan 40,83), dan kelompok EEP 800mg/kgBB (33,33 dan 38,33). Data penelitian tidak memenuhi uji parametrik maka analisa data dilakukan dengan uji non-parametrik. Didapatkan perbedaan signifikan terkait ekspresi IMDA (p=0,003) dan NF-kB (p=0,008) antar kelompok. Kemudian dilanjutkan uji Mann Whitney didapatkan perbedaan signifikan secara statistik pada: kelompok kontrol dengan EEP 200mg/kgBB (p=0,004 dan p=0,004), kontrol dengan EEP 400mg/kgBB (p=0,004 dan p=0,004), dan kontrol dengan EEP 800mg/kgBB (p=0,004 dan p=0,018). Sedangkan, nilai antar kelompok perlakuan tidak berbeda signifikan secara statistik karena nilai p>0.05. Pemberian propolis dapat menurunkan Ekspresi MDA dan NF-κB. Dosis propolis sebesar 200 mg/kgBB merupakan dosis efektif untuk menurunkan kadar MDA dan NF-κB. Tidak ada perbedaan signifikan pada penurunan kadar MDA dan NF-κB setelah pemberian dosis propolis 200 mg dibanding dengan dosis 400 mg maupun 800 mg.