Abstrak


Analisis Keterkaitan Subsektor Industri Pengolahan Tembakau Provinsi Jawa Tengah


Oleh :
Mutiara Putri Haryanto - H0821083 - Fak. Pertanian

PDRB menjadi salah satu indikator untuk menilai pembangunan ekonomi daerah. Kondisi PDRB di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDRB. Industri pengolahan tembakau menempati posisi kedua sebagai kontributor terbesar terhadap PDRB industri pengolahan Jawa Tengah, namun memiliki tren pertumbuhan PDRB yang menurun. Suatu industri pengolahan memiliki keterkaitan erat dengan subsektor ekonomi lainnya dalam hal penyediaan input bagi sektornya maupun sektor ekonomi lainnya. Analisis keterkaitan subsektor industri pengolahan tembakau perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterkaitannya terhadap subsektor ekonomi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai keterkaitan ke depan dan ke belakang, indeks derajat kepekaan dan indeks daya menarik, dan mengetahui apakah industri pengolahan tembakau menjadi subsektor andalan dalam perekonomian Jawa Tengah. Metode dasar penelitian adalah deskriptif dan analitis. Lokasi penelitian yaitu Provinsi Jawa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Keterkaitan ke Depan dan ke Belakang; (2) Analisis Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Menarik; (3) Analisis Sektor Andalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa industri pengolahan tembakau memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang lemah karena nilai keterkaitan langsung dan total berada di bawah rata-rata perekonomian. Industri pengolahan tembakau memiliki nilai keterkaitan yang terbesar terhadap sektornya sendiri yang berarti bahwa output industri pengolahan tembakau banyak digunakan kembali oleh sektornya. Selain dengan sektornya, industri pengolahan tembakau memiliki keterkaitan ke depan dengan sektor ketenagalistrikan serta keterkaitan ke belakang terhadap sektor perkebunan dan perdagangan besar dan eceran dengan nilai yang tidak terlalu besar yang disebabkan adanya impor bahan baku tembakau dan sistem tata niaga tembakau ke pabrik rokok yang menggunakan perantara tengkulak. Industri pengolahan tembakau memiliki kemampuan di bawah rata-rata perekonomian dalam memacu pertumbuhan sektor hulu dan hilirnya karena indeks derajat kepekaan dan indeks daya menarik bernilai kurang dari satu. Industri pengolahan tembakau bukan merupakan subsektor andalan Provinsi Jawa Tengah dikarenakan tingkat keterkaitan ke depan dan ke belakang yang rendah terhadap sektor perekonomian lain sehingga kurang mampu mendukung pertumbuhan sektor perekonomian secara keseluruhan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah perlu mempertahankan subsektor industri pengolahan tembakau karena berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan daerah melalui pajak rokok, serta memberikan perhatian dan merumuskan kebijakan untuk mendukung perkembangan sektor ekonomi yang menjadi sektor andalan perekonomian Provinsi Jawa Tengah.