Tulisan
ini merupakan kajian untuk mendukung karya pada skripsi Minat Penciptaan Seni
Patung yang bersumber dari pengalaman empiris terkait Krisis eksistensial pada
usia seperempat baya hidup. Skripsi ini banyak berkontemplasi dengan krisis
eksistensial utamanya pada fase kehidupan seperempat baya usia. Pokok masalah
pada skripsi ini adalah krisis eksistensial yang berupa tanggung jawab pada
pilihan hidup. Sebagai objek, penulis mengamati, menganalisa dan mencari
konklusi atas masalah pada krisis eksistensial. Penciptaan karya seni patung
dirumuskan ke dalam beberapa persoalan antara lain: 1) Apa yang dimaksud dengan Krisis Eksistensial dan
hubungannya dengan kehidupan seperempat baya, 2) Gagasan apa yang ingin
disampaikan melalui tema Krisis Eksistensial Pada Kehidupan Seperempat Baya
dalam karya penciptaan seni patung, 3) Bagaimana bentuk visualisasi karya seni
patung Krisis Eksistensial Pada Kehidupan Seperempat Baya. Visualisasi dari karya berfokus pada penggambaran tentang
krisis eksistensial. Bagaimana pencarian kembali jatidiri, perasaan melankolia,
momen refleksional tentang 'siapa diri kita sebenarnya?' dan proses penerimaan
diri atas segala macam aspek kehidupan yang harus disyukuri. Untuk
menggambarkan visual dari karya tersebut, penulis menggambarkannya lewat
metafora dan figur yang disederhanakan dalam bentuk karakter seorang anak. Kajian mengenai krisis eksistensial pada kehidupan
seperempat baya ini diimplemtasikan ke dalam karya seni patung dengan
menggunakan bentuk tiga dimensi. Komposisi, warna dan bentuk disesuaikan dengan
tema krisis eksistensial dengan Teknik patung cetak dan assembling. Karya-karya
ini mengandung pesan akan pentingnya tujuan dalam memilih orientasi hidup pada
krisis eksistensial.