Caisim merupakan salah satu jenis sawi yang sering dijumpai di pasar. Estimasi trend produksi sawi meningkat dari tahun 2020 hingga 2029. Besarnya angka konsumsi akan menaikkan permintaan pasar terhadap sawi. Permintaan sawi yang naik berpengaruh pada peningkatan produksi sementara lahan budidaya semakin berkurang akibat konversi lahan. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan hidroponik khususnya vertikultur. Teknik budidaya tanpa tanah ini dapat dilakukan di halaman rumah untuk menambah pemasukan ekonomi keluarga. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui budidaya sawi caisim secara hidroponik vertikultur dengan sistem drip dan dapat menganalisis pemasaran dan usahatani dari budidaya caisim serta dapat mengevaluasi kegiatan budidayanya. Metode yang digunakan adalah observasi, praktik lapangan dan pengumpulan data dengan dokumentasi dan studi pustaka. Budidaya sawi caisim dengan vertikultur dengan sistem drip dilakukan di Dusun Brubuh RT 3 RW 01, Desa Ngadirojo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Budidaya sawi caisim secara vertikultur hidroponik ini mendapatkan hasil panen sebanyak 20 kg dari ±280 lubang tanam. Strategi pemasaran yang digunakan adalah segmentasi, targeting dan positioning. Taktik yang digunakan adalah marketing mix 7P (product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence). Value produk berupa brand, layanan dan proses. Biaya modal yang digunakan adalah Rp 2.268.500 dan biaya variabel Rp 166.000. Biaya penyusutan sebesar Rp 62.500 dan biaya total dalam sekali produksi adalah Rp 228.500. HPP yang diperoleh adalah Rp 11.425 dengan harga jual Rp 15.000. Penerimaan yang diterima adalah Rp 300.000 dengan keuntungan Rp 71.500. Nilai R/C ratio bernilai 1,31 dan B/C ratio 0,31 sehingga usaha ini dapat dikatakan layak. BEP harga caisim Rp 11.425 dan BEP unit sebanyak 15 kg. Nilai ROI 37?ngan payback period selama 2 tahun 7 bulan 21 hari.