Jagung (Zea
mays L.) merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang memiliki
peran penting dalam ketahanan pangan nasional dan global. Dari perspektif
ekonomi, jagung memiliki potensi pasar yang sangat besar dan terus berkembang. Di
Indonesia permintaan terhadap jagung terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
populasi dan diversifikasi penggunaan, baik untuk pangan, pakan, maupun bahan
baku industri dan bioenergi. Peningkatan produksi jagung nasional dari tahun ke
tahun dan masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama dalam
produksi jagung saat ini adalah serangan hama Fall Armyworm (FAW), Spodoptera
frugiperda J.E Smith, yang pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun
2019. Hama ini mampu menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan dengan
tingkat kerusakan mencapai 20-70% pada tanaman jagung. Karakterisasi ketahanan
varietas jagung terhadap FAW melibatkan evaluasi berbagai parameter yang menekankan
pentingnya pengamatan komprehensif terhadap tingkat kerusakan daun dan
pengaruhnya terhadap hasil. Selain itu juga sistem olah tanah memainkan peran
penting dalam manajemen hama tanaman, termasuk FAW. Praktik pengelolaan lahan
yang tepat dapat mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan menjadi
komponen penting dalam strategi pengendalian hama terpadu. Penelitian ini
bertujuan: (1) Mengkaji varietas jagung (lokal, komposit, dan hibrida) yang tahan dan tidak tahan terhadap serangan S. frugiperda, (2) Mengkaji hubungan karakter agronomis varietas jagung
terhadap serangan S. frugiperda, (3) Mengkaji pengaruh varietas jagung, sistem olah tanah,
dan interaksinya dalam menekan serangan S. frugiperda, (4)
Mengidentifikasi kombinasi antara varietas jagung dengan sistem olah tanah yang
paling tinggi dalam menekan serangan S. frugiperda.
Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu
penelitian pertama tentang seleksi ketahanan beberapa varietas
Jagung (Zea mays L.) terhadap serangan fall armyworm - FAW (Spodoptera frugiperda J.E Smith). Penelitian pertama
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) tiga ulangan dengan
perlakuan 18 varietas jagung, yaitu: Manik Liu, Sumbawa, Madura Kuning, Madura
Putih, Bisma, Sukmaraga, Srikandi Ungu, Pulut Uri, P27, NK6172, ADV Jago, BISI
18, Lameran – Latim, Kebo Bisma, Seraye Bali, DK77, Pertiwi 3, dan R7.
Penelitian kedua tentang kajian karakter agronomis varietas jagung (Zea mays L.) yang tahan dan tidak tahan terhadap
serangan fall armywarm – FAW (Spodoptera
frugiperda J.E Smith) pada berbagai sistem olah tanah.
Penelitian kedua menggunakan Rancangan Petak Terbagi tiga ulangan dengan
perlakuan petak utama adalah sistem olah tanah, yaitu: Olah Tanah Intensif
(OTI), Olah tanah Minimum (OTM), Tanpa Olah Tanah (TOT), sedangkan perlakuan
anak petak adalah varietas jagung terseleksi tahan dan tidak tahan terhadap FAW
hasil dari penelitian pertama, yaitu: Varietas tahan 1 – Srikandi Ungu (V1),
Varietas tahan 2 – NK6172 (V2), Varietas tidak tahan 1 – Manik Liu (V3), dan
Varietas tidak tahan 2 – Sumbawa (V4).
Dari serangkaian penelitian dan analisis yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan: (1) Varietas jagung yang menunjukkan
ketahanan terhadap serangan S. frugiperda (FAW) meliputi varietas lokal
(Madura Kuning dan Madura Putih), varietas komposit (Srikandi Ungu dan Bisma),
varietas hibrida (NK6172). Sebaliknya varietas jagung yang tergolong tidak
tahan terhadap serangan S. frugiperda (FAW) meliputi varietas lokal
(Manik Liu, Sumbawa, Kebo Bima, Seraye Bali, dan Lameran Latim), varietas
komposit (Sukmaraga dan Pulut Uri), varietas hibrida (P27, R7, DK77, Pertiwi 3,
ADV Jago, dan Bisi 18), (2) Varietas jagung yang tahan terhadap serangan S.
frugiperda (FAW) menunjukkan keunggulan karakter agronomis yang lebih baik
dibandingkan varietas yang tidak tahan. Karakter agronomis tersebut meliputi
pertumbuhan tanaman lebih baik, yang tercermin dari peningkatan tinggi tanaman,
jumlah daun, lebar dan panjang daun, bobot kering tanaman, luas daun, indeks
luas daun, kandungan klorofil, dan laju pertumbuhan tanaman. Varietas jagung
yang tahan terhadap serangan FAW juga memiliki karakter agronomis dengan
komponen hasil yang lebih tinggi, meliputi panjang tongkol, diameter tongkol,
persentase rendemen, indeks panen dan hasil panen jagung. Selain itu, varietas
tahan terhadap serangan FAW memiliki karakter agronomis dengan jumlah stomata
yang lebih sedikit, (3) Dalam menekan serangan S. frugiperda (FAW),
varietas jagung dan sistem olah tanah memiliki pengaruh masing-masing yang
lebih dominan dibandingkan dengan interaksi keduanya, terutama seiring
meningkatnya insiden serangan hama tersebut, dan (4) Kombinasi varietas
jagung hibrida NK6172 dengan sistem olah tanah intensif menunjukkan efektivitas
yang lebih tinggi dalam menekan serangan S. frugiperda (FAW). Hasil ini
membuktikan bahwa penggunaan varietas hibrida yang tepat bersama dengan sistem
olah tanah yang optimal berperan penting dalam mengurangi tekanan hama
sekaligus mendorong pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan optimal.