PENGARUH AUTOLOGOUS
PARIETAL PERITONEUM TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MODEL DEFEK
CEDERA PARSIAL SALURAN BILIER KELINCI NEW ZEALAND
Growth Factor,
dan Fibroblas
Anung Noto Nugroho NIM: T502008004
Promotor: Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp PA (K). Ko-Promotor I: Prof. Dr. Soetrisno, dr., Sp.OG(K). Ko-Promotor II: Dr. Kristanto Yuli Yarsa., dr., Sp B Subs. B. Onk.
Latar belakang: Insiden cedera saluran empedu (BDI) saat ini tercatat semakin meningkat
seiring dengan maraknya penggunaan teknik laparoskopi untuk kolesistektomi.
Saat ini, penggunaan bahan biologis (autologous
graft) dan buatan cukup populer untuk mengatasi BDI. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi dampak autologous
parietal peritoneum (APP) terhadap tahap penyembuhan luka defek cedera
saluran empedu.
Metode: Penelitian eksperimental ini melibatkan
27 ekor kelinci New Zealand jantan, dibagi menjadi tiga kelompok: Grup A
(transplantasi parietal peritoneum),
Grup B (transplantasi kandung empedu), dan Grup C (penutupan saluran bilier
primer). Pada hari ke 3, 7 dan 14, setiap tiga ekor kelinci pada masing-masing
kelompok dimatikan. Jaringan
yang berasal dari anastomosis duktus
bilier diperiksa secara
histologi dengan menggunakan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) untuk dinilai
jumlah fibroblas dan dinilai ekspresi IL-6, TGF-β, CD 68, VEGF menggunakan ELISA.
Hasil: Ekspresi IL-6, TGF-β, CD68, dan VEGF tidak ada perbedaan yang signifikan
(p>0,05) di antara ketiga kelompok. Fibroblas mengalami proliferasi aktif
dengan perbedaan signifikan pada hari ketiga, namun tidak terdapat perbedaan
bermakna dalam jumlah fibroblas. Perlakuan cangkok autologous parietal
peritoneum dan autologous vesica fellea (AVF) tidak berbeda dengan kontrol (sayatan saluran
empedu) dalam penyembuhan cedera parsial
saluran bilier pada kelinci New Zealand. Oleh karena itu, cangkok
APP dapat digunakan untuk menutup cedera parsial saluran empedu.
Kesimpulan: Autologous parietal peritoneum mempunyai perbaikan yang efektif pada luka cedera parsial saluran bilier dengan menggunakan periode penyembuhan luka eksperimental selama 14 hari.
Kata kunci: bile duct injury, autologous parietal peritoneum, IL-6,
TGF-β, CD 68, VEGF expression, fibroblas