;

Abstrak


PENGARUH VITAMIN D3 TERHADAP KADAR MDA, SOD, DAN TEKANAN DARAH PADA UNILATERAL URETERAL OBSTRUCTION (UUO) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL PENYAKIT GINJAL KRONIS


Oleh :
Yogo Pardi Wibowo - S962008008 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

 

PENGARUH VITAMIN D3 TERHADAP KADAR MDA, SOD, DAN TEKANAN DARAH PADA UNILATERAL URETERAL OBSTRUCTION (UUO) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL PENYAKIT GINJAL KRONIS

 

Yogo Pardi Wibowo1, Agung Susanto2, Bayu Basuki Wijaya3, Eti Poncorini Pamungkasari 4

 

1)Residen Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi; 2)Divisi Penyakit Ginjal dan Hipertensi Penyakit Dalam FK Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi; 3)Divisi Geriatri Penyakit Dalam FK Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi; 4)Staff Pengajar FK Universitas Sebelas Maret

 

 

Latar Belakang: Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah masalah kesehatan yang signifikan dengan dampak global yang serius. Vitamin D diyakini memiliki potensi dalam mengatur peradangan dan stres oksidatif yang terkait dengan PGK. Namun, pengaruh vitamin D3 terhadap perubahan kadar malondialdehyde (MDA), superoxide dismutase (SOD), dan tekanan darah pada model tikus putih dengan unilateral ureteral obstruction (UUO) belum sepenuhnya diketahui.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental rancangan acak lengkap dengan desain post-test only control group dan tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai subjek penelitian. Tikus putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan diberikan suplemen vitamin D3 dengan dosis yang berbeda, sementara kelompok kontrol diberikan plasebo. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar MDA dan aktivitas SOD dalam sampel darah tikus. Tekanan darah tikus juga diukur menggunakan metode tail-cuff auto-pickup.

Hasil: Terdapat perbedaan nilai tekanan darah, kadar MDA, dan kadar SOD antarkelompok penelitian yang signifikan secara statistik (p=0,001). Nilai tekanan darah, kadar MDA dan SOD menunjukkan pola dose-dependent dengan nilai tekanan darah dan kadar MDA paling rendah serta kadar SOD paling tinggi pada kelompok intervensi dengan dosis pemberian vitamin D3 paling tinggi, yaitu 6000 IU manusia ~ 108 IU tikus) (97,13 ± 4,02 mmHg; 2,12 ± 0,15 nmol/mL; 76,84 ± 4,29 %).

Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian vitamin D3 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar MDA, aktivitas SOD, dan tekanan darah pada tikus putih dengan UUO sebagai model PGK. Hal ini menunjukkan potensi vitamin D3 dalam pengelolaan PGK sebagai terapi tambahan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang lebih rinci dan validasi pada manusia.