Suku Bunga Bank Indonesia (BI)
merupakan instrumen utama yang digunakan oleh BI dalam mengendalikan inflasi
dan menjaga stabilitas nilai rupiah serta berpengauh secara stimulan terhadap
berbagai sektor. Akibat meningkatnya tensi geopolitik global yang memunculkan
ketidakpastian dan ketidakstabilan perekonomian global mendorong pemerintah
melakukan perubahan kebijakan kenaikan suku bunga. Berbagai respon dan
spekulasi muncul diranah publik dan elit, baik berupa dukugan maupun penolakan
terkait wacana tersebut. Tujuan penelitian ini berfokus pada sejauh mana
jejaring wacana dalam perubahan kebijakan kenaikan suku bunga BI dapat
merefleksikan konsep Dynamic Governance dengan melihat perdebatan yang terjadi,
serta mengetahui aktor dan konsep yang terlibat di dalamnya. Metode yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis jejaring wacana
(Discourse Network Analisis). Pengumpulan data diambil dari sumber media berita
online (Kompas.com dan tempo.co) tentang konten terkait suku bunga BI pada
bulan agustus-oktober 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdebatan isu
dalam wacana didominasi oleh koalisi pendukung yang terdiri dari tokoh
pemerintahan, seperti Presiden, Menteri, dan lembaga negara independen seperti
bank indonesia (BI), otoritas jasa keuangan (LPS), dan, lembaga penjamin
simpanan (LPS). Sedangkan, koalisi skeptis didominasi oleh masyarakat, NGO,
perusahaan swasta dan sebagian perbankan swasta serta pengamat ekonomi. Kata
kunci: Dynamic Governance, Discourse Network Analysis, Suku Bunga BI