;
Perilaku herding dalam investasi menggambarkan kecenderungan investor untuk mengikuti tindakan orang lain, bukan berdasarkan analisis individu. Fenomena ini sering muncul saat ketidakstabilan pasar, ketika investor lebih mudah dipengaruhi oleh tren kolektif. Pandemi COVID-19 merupakan contoh tekanan ekonomi global yang memengaruhi berbagai pasar, termasuk pasar mata uang kripto. Pasar mata uang kripto menawarkan peluang besar bagi investor, namun sulit diprediksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah investor mata uang kripto cenderung mengikuti mayoritas investor lainnya selama pandemi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari indeks Bitwise, yang mencakup sepuluh mata uang kripto terkemuka. Dua metode utama yang digunakan untuk menganalisis perilaku herding adalah pengukuran Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) dan analisis regresi kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares). Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan efek Fear of Missing Out (FOMO) menggunakan indeks Fear and Greed. Indeks ini mencerminkan perubahan sentimen investor, terutama dalam fase "greed", sehingga herding cenderung meningkat seiring dengan kenaikan return market. Ketika investor berada dalam fase "greed", mereka cenderung mengikuti mayoritas secara agresif, yang memperkuat perilaku kolektif ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi, tidak ditemukan bukti yang kuat dari perilaku herding. Meskipun ada sentimen FOMO yang dapat memengaruhi perilaku investor, investor mata uang kripto secara keseluruhan menunjukkan keputusan yang lebih independen.