Cash
Management System (CMS)
pada lingkup KPPN Yogyakarta sebagian besar telah digunakan oleh satuan kerja
(satker). Namun masih ditemukan satker
yang belum menggunakan CMS,
dibuktikan dengan data hasil monitoring penggunaan CMS per semester 1 tahun 2024 dimana dari 319 jumlah rekening
virtual satker hanya sebanyak 205 satker yang sudah menggunakan CMS. Hal ini disebabkan adanya kendala
seperti jaringan maupun sistem sehingga mengakibatkan terkendalanya transaksi,
selain itu satker masih banyak belum mengetahui manfaat CMS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi CMS oleh pejabat
perbendaharaan pada satuan kerja KPPN Yogyakarta, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi implementasi CMS, dan
strategi apa yang dilakukan oleh pihak KPPN Yogyakarta untuk meningkatkan
penggunaan CMS ini.
Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis deskriptif. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi CMS pada KPPN Yogyakarta dapat dianalisis menggunakan model 7S McKinsey, untuk menemukan strategi yang tepat dalam meningkatkan implementasi CMS adalah dengan digunakan analisis SWOT. Penulis menggunakan data primer melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan Bendahara Pengeluaran KPPN Yogyakarta, sedangkan data sekunder bersumber dari perusahaan/instansi dalam bentuk literatur yang berhubungan dengan penulisan ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi CMS pada KPPN Yogyakarta telah diterapkan, Bendahara Pengeluaran menggunakan Mandiri Cash Management (MCM) sebagai aplikasi CMS yang menyediakan fitur transfer baik penerimaan maupun pembayaran belanja negara. Penggunaan MCM memudahkan transaksi kapan saja dan dimana saja, bukti mutasi transaksi dapat diakses secara online & realtime. Setelah diidentifikasi faktor 7S McKinsey yang mempengaruhi seperti faktor system menyebabkan terkendalanya proses transaksi. Strategi yang diterapkan adalah perlunya pelatihan SDM dan juga koordinasi yang baik antara mitra bank penyedia layanan MCM dengan KPPN Yogyakarta.