;
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik
tradisional telah mendorong penyelidikan agen antibakteri alternatif, termasuk
nanopartikel. Di antaranya, nanopartikel magnetit yang disubstitusi perak telah menarik perhatian yang signifikan
karena sifatnya yang unik dan potensi aplikasinya dalam biomedis. Dalam penelitian ini, magnetit substitusi perak (Ag) disintesis untuk menentukan aktivitas
antibakterinya. Nanopartikel magnetit variasi
suhu sintesis (65°C,
75°C, 85°C, dan 95°C) dan magnetit yang disubstitusi perak (Ag) dengan variasi (x = 0, 0,02, 0,03, 0,04) telah
berhasil disintesis menggunakan metode sol-gel. Hasil X-Ray Diffraction (XRD)
menunjukkan bahwa semua puncak sesuai dengan ICDD no 01-1111 karena face center cubic (fcc) dengan
gugus ruang Fd-3m.
Perhitungan ukuran kristalit D menggunakan
persamaan Scherrer pada variasi suhu sintesis
puncak terkuat mengalami penurunan yaitu 17,16 nm hingga 10,05 nm sedangkan
magnetit variasi konsentrasi substitusi perak menunjukkan
peningkatan D dengan
peningkatan konsentrasi x dari 23,22 nm menjadi 35,28 nm. Analisis Fourier
Transform Infrared (FTIR) variasi suhu sintesis menunjukkan
puncak penyerapan pada 426,29 cm-1 dan 578,67 cm-1 sedangkan pada variasi konsentrasi yaitu 465 cm-1
dan 570 cm-1 yang merupakan tipikal asli dari penyuntingan magnetit.
Magnetometer sampel bergetar, hasil Vibrating Sample
Magnetometer (VSM) menunjukkan bahwa saturasi magnetik menurun dengan
peningkatan variasi yang diberikan.
Pada variasi suhu sintesis yaitu 25,18 emu/g hingga 12,12 emu/g, sedangkan pada
variasi konsentrasi perak yaitu 14,12 emu/g untuk x=0 hingga 8,17 emu/g
untuk x=0,04. Nanopartikel magnetit tersubstitusi perak menunjukkan potensi sebagai agen antibakteri
terhadap Eschericia coli dan Staphylococcus aureus, dibuktikan
dengan munculnya zona hambat.