Peningkatan jumlah peminjam aktif dan kasus kredit macet pada pinjaman online dikalangan individu dalam fase emerging adulthood menjadi tantangan serius dalam pengelolaan keuangan. Kondisi ini menghambat tercapainya financial well-being, yang berperan penting dalam mendukung kemandirian keuangan, kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, serta kebahagiaan. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam membentuk sikap dan perilaku keuangan adalah parental direct financial teaching, yaitu pengajaran langsung dari orang tua mengenai pengelolaan keuangan. Selain itu, subjective financial knowledge, yang merefleksikan keyakinan individu terhadap pemahaman mereka mengenai aspek keuangan, juga berperan dalam pencapaian financial well-being. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh parental direct financial teaching sebagai faktor eksternal dan subjective financial knowledge sebagai faktor internal terhadap financial well-being pada individu berusia 18-29 tahun yang telah bekerja di Indonesia. Pengambilan sampel dilakuan secara daring dengan teknik purposive non-probability sampling, menggunakan skala parental direct financial teaching, subjective financial knowledge, dan incharge financial distress/financial well-being. Penelitian diawali dengan validasi skala melalui penilaian ahli, uji keterbacaan (N=10), dan Confirmatory Factor Analysis (CFA) (N=326) menggunakan program Mplus8, yang menunjukkan ketiga skala memenuhi kriteria fit (RMSEA, CFI, TLI, dan SRMR). Analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda (N=350) menggunakan IBM SPSS 25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parental direct financial teaching dan subjective financial knowledge, baik secara simultan maupun parsial berpengaruh positif terhadap financial well-being pada emerging adulthood. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi keuangan sejak dini oleh orang tua dan penguatan kepercayaan diri individu terhadap pengetahuan keuangannya guna mendukung financial well-being pada masa emerging adulthood.