Latar Belakang: Prevalensi Stunting di Indonesia Tahun 2022 adalah 21,6%, lebih tinggi dari standar WHO (20%). Penelitian ini berupaya menemukan metode baru dalam upaya pencegahan Stunting dengan pendampingan pendamping cegah Stunting atau “Pecis” yang terdiri dari kader kesehatan dan remaja putri melalui pendekatan Interprofessional Collaboration pada keluarga dengan anak bawah dua tahun berisiko Stunting.
Tujuan: Menguji efektivitas pendampingan keluarga melalui pendekatan interprofessional collaboration dalam upaya pencegahan Stunting
Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential exploratory yang lebih dikenal dengan mixed method. Tahap I penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi pemangku kepentingan terhadap upaya pencegahan Stunting, Tahap II penelitian kuantitatif untuk menganalisis efektivitas pelatihan terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendamping cegah Stunting. Tahap III penelitian kuantitatif untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan dan remaja putri terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu atau pengasuh baduta berisiko Stunting, serta pertumbuhan dan perkembangan anak bawah dua tahun berisiko Stunting.
Hasil: (1) Tahap kualitatif diperoleh informasi tentang persepsi pemangku kepentingan terhadap upaya pencegahan Stunting yaitu tumbuh kembang anak bawah dua tahun sangat penting, Stunting masih ada di Kabupaten Klaten, sudah ada upaya pencegahan Stunting, IPC adalah kerjasama & kolaborasi beberapa profesi yang sangat penting dalam upaya pencegahan Stunting. (2) Hasil uji Wilcoxon pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan (Z=-4,725, p<0 xss=removed> (Z = -4,968, p<0 Z=-4,228, xss=removed Z=-0,59, P=0,555), Z=-2,03, p=0,042), Z=- Z=-11,45, Z=-9,40 p=0,027), Z=-1,097, p=0,273)>