Abstrak


Perilaku Konsumen pada Komunitas Selenoid dalam Perspektif Teori Jean Baudrillard


Oleh :
M Sholahuddin Al Farras - D0319045 - Fak. ISIP

Penelitian ini membahas perilaku konsumtif dalam komunitas fotografi

analog di Surakarta dari perspektif sosiologis, dengan menggunakan teori dari Jean

Baudrillard. Di era digital yang serba instan, komunitas fotografi analog

menunjukkan pola konsumsi yang menarik, di mana penggunaan kamera analog

tidak sekadar memenuhi kebutuhan praktis, tetapi juga menjadi sarana untuk

mengekspresikan identitas, nilai sosial, dan pencarian pengalaman yang lebih

autentik. Kamera analog, yang membutuhkan proses kreatif lebih lambat dan penuh

perhitungan, memberikan alternatif unik dibandingkan dengan teknologi digital,

sehingga para penggunanya dapat terhubung dengan nilai sejarah, kreativitas, dan

kedekatan emosional. Penelitian ini juga mengkaji peran sistem objek, seperti

kamera analog dan peralatan pendukungnya, dalam membentuk perilaku konsumtif

anggota komunitas. Sistem objek tersebut berfungsi sebagai simbol status dan

identitas yang mempererat solidaritas di antara anggota komunitas. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang berfokus

pada perilaku konsumtif anggota komunitas Selenoid dalam penggunaan kamera

analog sebagai objek konsumsi budaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan

metode Non-Probability Sampling dengan pendekatan Purposive Sampling.

Adapun kriteria informan yang diteliti adalah adalah sebagai berikut, anggota aktif

komunitas Selenoid di Surakarta, pengguna kamera analog secara rutin dalam

kegiatan fotografi, dan memiliki pengalaman pribadi terkait pembelian,

penggunaan, atau pengoleksian kamera analog dan perlengkapannya. Pengumpulan

data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber sebagai validitas data. Teknis analisis data

dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan perilaku konsumtif dalam komunitas

fotografi analog di Surakarta tidak hanya bertujuan fungsional, tetapi juga simbolik

dan emosional. Kamera analog dan peralatan pendukungnya digunakan sebagai

simbol identitas, outentisitas, dan status sosial di dalam komunitas. Berdasarkan

teori Baudrillard, objek-objek ini menciptakan simulacra, di mana nilai simbolik

dan pengalaman otentik menjadi lebih penting daripada fungsi teknisnya. Dengan

demikian, konsumsi dalam komunitas ini memperkuat identitas pribadi,

membangun solidaritas, dan menjadi respons terhadap budaya digital yang serba

instan.