Kakao (Theobroma cacao L.) adalah
tanaman perkebunan Indonesia yang mempunyai prospek dan peluang dalam
pengembangan kemajuan pertanian. Pengembangan tanaman kakao dapat
dilakukan dengan analisis indeks kualitas tanah (SQI) dan evaluasi kesesuaian
lahan. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan SQI dengan kesesuian
lahan, mengetahui faktor pembatas dan input yang dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman kakao di Kecamatan Bandar. Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif eksploratif
dengan metode purposive sampling
berdasarkan hasil overlay peta
penggunaan lahan, peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Perhitungan SQI
menggunakan metode Expert Judgement
dan Principal Component Analysis (PCA).
PCA menghasilkan data Principal Component
(PC). PC digunakan untuk memilih Minimum
Data Set (MDS), PC yang dipilih sebagai MDS memiliki eigen value mendekati
1 atau -1 atau P-value kurang dari 0,05 atau 5%, kemudian dihitung nilai SQI.
Evaluasi kesesuaian lahan menggunakan kerangka evaluasi lahan FAO (1976). Hasil
penelitian menunjukkan Satuan Peta Lahan (SPL) dengan SQI sangat rendah pada
SPL 3 dan SQI rendah yaitu SPL 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
serta 15. Evaluasi kesesuian lahan untuk tanaman kakao berada pada kelas
kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal), S3-wa,nr,na pada SPL 1, 4, 5, 9, 10, 11,
13, 14, dan 15, S3-wa,rc,nr,na pada SPL 2 dan 3, S3-wa,na pada SPL 6, 7, dan 8,
serta S3-wa,rc,na pada SPL 12. SPL yang memiliki SQI sangat rendah dan kelas
kesesuaian lahan yang rendah adalah SPL 3. Pada 15 SPL di lokasi penelitian
terdapat faktor pembatas yang sama yaitu P tersedia.