Rantai pasok darah adalah sistem kompleks yang berperan penting dalam
mendistribusikan darah dari pendonor ke pasien yang membutuhkan. Sistem ini
melibatkan beberapa tahap, seperti pengumpulan darah, penyimpanan, pemrosesan,
dan distribusi. Efisiensi rantai pasok darah sangat krusial karena darah merupakan
komoditas yang unik. Darah memiliki karakteristik mudah rusak (perishable)
dengan masa simpan terbatas dan tidak dapat digantikan oleh komoditas lainnya.
Salah satu permasalahan yang terjadi di rantai pasok darah adalah sering terjadi
kekurangan stok darah. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan pasokan darah di sepanjang rantai pasok.
Sistem rantai pasok darah yang ada dalam penelitian ini, terdiri dari beberapa
eselon, yaitu lokasi pendonor, blood center, rumah sakit dan disposal center. Sistem
rantai pasok darah dimulai dari proses pengumpulan darah ke lokasi pendonor
dengan menggunakan bantuan bloodmobile dan shuttle. Selain itu, pendonor juga
bisa langsung mendonorkan darahnya ke blood center. Setelah darah dikumpulkan
di blood center, dilakukan proses pemisahan darah menjadi beberapa produk darah
yaitu whole blood, RBC dan platelet. Pada penelitian ini, proses transshipment
dapat dilakukan antar blood center. Hal ini dilakukan untuk dapat mengurangi
jumlah kekurangan stok darah (shortages) di blood center. Proses selanjutnya
produk darah didistribusikan ke beberapa rumah sakit sesuai dengan jumlah
permintaan. Produk darah yang sudah melewati umur pakainya, langsung
didistribusikan ke disposal center untuk dimusnahkan.
Penelitian ini menghasilkan tiga model optimasi rantai pasok darah. Model 1
merupakan model deterministik yang mempertimbangkan vehicle routing dan
berkelanjutan pada pilar ekonomi dengan tujuan meminimasi total biaya rantai
pasok darah. Model 2 merupakan model deterministik yang mempertimbangkan
vehicle routing dan transshipment serta berkelanjutan pada pilar ekonomi. Model 3
merupakan model possibilitik yang mempertimbangkan vehicle routing,
transshipment dan disposal center. Selain itu, Model 3 juga sudah
mempertimbangkan ketidakpastian, dan untuk mengukur parameterxii
ketidakpastiannya menggunakan pendekatan fuzzy programming. Keberlanjutan
pada Model 3 ini berupa pilar ekonomi, lingkungan dan sosial dengan fungsi tujuan
meminimasi total biaya, meminimasi kadar emisi karbon dan memaksimalkan
jumlah tenaga kerja di blood center.
Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk menguji validitas dari masing-masing
model dan dampak perubahan terhadap nilai fungsi tujuan dan waktu penyelesaian
jika ada perubahan jumlah blood center, rumah sakit dan periode perencanaan.Dari
hasil sensitivitas yang dilakukan, perubahan jumlah blood center, rumah sakit dan
periode perencanaan berdampak siignifikan terhadap total biaya rantai pasok,
jumlah tenaga kerja di blood center dan waktu penyelesaian untuk memperoleh
solusi optimal. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penggunaaan pendekatan
metaheuristik agar waktu penyelesaian optimal bisa lebih cepat dan penggunaan
bloodmobile dengan jenis electical vehicle pada saat proses pengumpulan darah ke
beberapa lokasi pendonor.