Abstrak


Pengembangan Model Optimasi Terintegrasi Rantai Pasok Darah Berkelanjutan dengan Mempertimbangkan Vehicle Routing, Transshipment, Disposal Center dan Ketidakpastian.


Oleh :
I.made Aryantha Anthara - T802208006 - Fak. Teknik

Rantai pasok darah adalah sistem kompleks yang berperan penting dalam

mendistribusikan darah dari pendonor ke pasien yang membutuhkan. Sistem ini

melibatkan beberapa tahap, seperti pengumpulan darah, penyimpanan, pemrosesan,

dan distribusi. Efisiensi rantai pasok darah sangat krusial karena darah merupakan

komoditas yang unik. Darah memiliki karakteristik mudah rusak (perishable)

dengan masa simpan terbatas dan tidak dapat digantikan oleh komoditas lainnya.

Salah satu permasalahan yang terjadi di rantai pasok darah adalah sering terjadi

kekurangan stok darah. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan

dan pasokan darah di sepanjang rantai pasok.

Sistem rantai pasok darah yang ada dalam penelitian ini, terdiri dari beberapa

eselon, yaitu lokasi pendonor, blood center, rumah sakit dan disposal center. Sistem

rantai pasok darah dimulai dari proses pengumpulan darah ke lokasi pendonor

dengan menggunakan bantuan bloodmobile dan shuttle. Selain itu, pendonor juga

bisa langsung mendonorkan darahnya ke blood center. Setelah darah dikumpulkan

di blood center, dilakukan proses pemisahan darah menjadi beberapa produk darah

yaitu whole blood, RBC dan platelet. Pada penelitian ini, proses transshipment

dapat dilakukan antar blood center. Hal ini dilakukan untuk dapat mengurangi

jumlah kekurangan stok darah (shortages) di blood center. Proses selanjutnya

produk darah didistribusikan ke beberapa rumah sakit sesuai dengan jumlah

permintaan. Produk darah yang sudah melewati umur pakainya, langsung

didistribusikan ke disposal center untuk dimusnahkan.

Penelitian ini menghasilkan tiga model optimasi rantai pasok darah. Model 1

merupakan model deterministik yang mempertimbangkan vehicle routing dan

berkelanjutan pada pilar ekonomi dengan tujuan meminimasi total biaya rantai

pasok darah. Model 2 merupakan model deterministik yang mempertimbangkan

vehicle routing dan transshipment serta berkelanjutan pada pilar ekonomi. Model 3

merupakan model possibilitik yang mempertimbangkan vehicle routing,

transshipment dan disposal center. Selain itu, Model 3 juga sudah

mempertimbangkan ketidakpastian, dan untuk mengukur parameterxii

ketidakpastiannya menggunakan pendekatan fuzzy programming. Keberlanjutan

pada Model 3 ini berupa pilar ekonomi, lingkungan dan sosial dengan fungsi tujuan

meminimasi total biaya, meminimasi kadar emisi karbon dan memaksimalkan

jumlah tenaga kerja di blood center.

Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk menguji validitas dari masing-masing

model dan dampak perubahan terhadap nilai fungsi tujuan dan waktu penyelesaian

jika ada perubahan jumlah blood center, rumah sakit dan periode perencanaan.Dari

hasil sensitivitas yang dilakukan, perubahan jumlah blood center, rumah sakit dan

periode perencanaan berdampak siignifikan terhadap total biaya rantai pasok,

jumlah tenaga kerja di blood center dan waktu penyelesaian untuk memperoleh

solusi optimal. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penggunaaan pendekatan

metaheuristik agar waktu penyelesaian optimal bisa lebih cepat dan penggunaan

bloodmobile dengan jenis electical vehicle pada saat proses pengumpulan darah ke

beberapa lokasi pendonor.