Abstrak


Hubungan Antara Resiliensi dan Kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama


Oleh :
Rifki Taufiqurrohman - G0018176 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran tahun pertama sering berhadapan dengan masa transisi akademik dari masa sekolah menuju masa perkuliahan yang dapat memicu kecemasan dan berdampak pada kesehatan mental serta performa akademik. Resiliensi, sebagai kemampuan individu untuk bangkit dan pulih dari permasalahan yang dihadapi, diduga berperan penting dalam mengurangi tingkat kecemasan.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat resiliensi dan kecemasan pada mahasiswa kedokteran tahun pertama.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 144 mahasiswa kedokteran tahun pertama. Resiliensi diukur menggunakan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), sedangkan tingkat kecemasan diukur menggunakan Zung Self Rating Anxiety Scale (ZRAS). Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan mahasiswa kedokteran tahun pertama mengalami kecemasan ringan sebesar 74,31%, kecemasan sedang sebesar 24,31%, dan kecemasan berat sebesar 1,39%. Sementara itu, resiliensi mahasiswa kedokteran tahun pertama sebesar 37,5% untuk resiliensi sedang dan 62,5% untuk resiliensi tinggi. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara resiliensi dan tingkat kecemasan pada mahasiswa kedokteran tahun pertama (r = -0,534; p < 0 xss=removed xss=removed>

Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara resiliensi dan tingkat kecemasan pada mahasiswa kedokteran tahun pertama. Peningkatan resiliensi dapat menjadi strategi penting dalam mengurangi kecemasan dan mendukung kesehatan mental mahasiswa. Program pengembangan resiliensi perlu dipertimbangkan dalam lingkungan pendidikan kedokteran.