Kampung Pecinan Balong Sudiroprajan di Kota Surakarta merupakan kawasan permukiman etnis Tionghoa yang mencerminkan karakteristik fisik dan nonfisik Chinese Settlements. Seiring dinamika perkembangan kota, kawasan ini menghadapi potensi pergeseran identitas spasial dan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian karakteristik eksisting kawasan terhadap prinsip Chinese Settlements sebagai dasar pelestarian berbasis nilai historis dan kultural. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatifdeskriptif dengan teknik skoring terhadap tujuh variabel utama, yaitu struktur ruang kawasan, pola permukiman, tipologi bangunan, fengshui, ekonomi, sosial, serta tradisi dan budaya. Data diperoleh melalui observasi, kuesioner masyarakat, dan wawancara dengan pemangku kepentingan, lalu dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan memiliki tingkat kesesuaian tinggi, tercermin dari terjaganya struktur ruang, keberadaan landmark khas seperti klenteng dan pasar, serta keberlanjutan aktivitas sosial dan budaya masyarakat. Namun, variabel tipologi bangunan menunjukkan kesesuaian rendah akibat perubahan fungsi ruko menjadi hunian tunggal serta hilangnya elemen arsitektural tradisional, yang dipengaruhi oleh meningkatnya kepadatan penduduk dan percampuran etnis Tionghoa dengan masyarakat lokal. Secara keseluruhan, meskipun terdapat perubahan pada aspek tertentu, kawasan ini tetap mempertahankan identitas utamanya sebagai permukiman Tionghoa. Oleh karena itu, pelestarian kawasan perlu difokuskan pada perlindungan elemen arsitektural khas serta penguatan fungsi sosial dan budaya guna menjaga keberlanjutan karakteristik kawasan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.