Abstrak


Pemetaan Tingkat Kemacetan pada Lokasi Trouble Spot di Kota Surakarta dengan Pemodelan Analisis Level of Service Tahun 2024


Oleh :
Hasna Nur Syarifah - K5420038 - Fak. KIP

Hasna Nur Syarifah. K5420038. Pembimbing: Dr. Pipit Wijayanti, S.Si., M.Si. PEMETAAN TINGKAT KEMACETAN PADA LOKASI TROUBLE SPOT DI KOTA SURAKARTA DENGAN PEMODELAN ANALISIS LEVEL OF SERVICE TAHUN 2024. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Februari 2025. Tingginya kepadatan penduduk di Kota Surakarta berakibat pada kebutuhan transportasi yang meningkat dan menyebabkan terjadinya kemacetan. Penelitian ini mengkaji tentang Pemetaan Tingkat Kemacetan Pada Lokasi Trouble Spot Di Kota Surakarta Dengan Pemodelan Analisis Level Of Service Tahun 2024. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui tingkat kemacetan lalu lintas di titik trouble spot Kota Surakarta Tahun 2024, (2) Menganalisis faktor prioritas penyebab kemacetan lalu lintas di titik trouble spot Kota Surakarta Tahun 2024, (3) Menganalisis prioritas kebijakan penanganan permasalahan kemacetan tersebut di titik trouble spot Kota Surakarta Tahun 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan spasial, data yang digunakan merupakan data numerik yang diolah pada analisis level of service dan mencakup tujuh responden dengan pengolahan data dibantu software Expert Choice. Penelitian deskriptif digunakan untuk memaparkan kondisi nyata fenomena di ketiga titik trouble spot di Kota Surakarta dengan menganalisis tingkat kemacetan. Pendekatan spasial digunakan untuk mengetahui prioritas penyebab kemacetan dan strategi penanganan kemacetan. Hasil penelitian ini adalah (1) Tingkat kemacetan meningkat semasa masuk ajaran baru sekolah dan ruas jalan Letjen S.Parman memiliki tingkat kemacetan sangat tinggi baik semasa liburan sekolah maupun semasa masuk ajaran baru sekolah dan dibandingkan dua titik trouble spot lainnya. (2) Faktor penyebab kemacetan ketiga titik trouble spot adalah faktor kendaraan dan faktor lainnya dengan indikator kemacetan volume kendaraan dan puncak jam sibuk. (3) Strategi penanganan kemacetan harus terfokus pada aspek sosial budaya dengan indikator kebijakan sistem transportasi umum