;
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya isu pendidikan moral. Pendidikan
moral bertujuan untuk membentuk karakter siswa dengan menanamkan nilai-nilai
moral yang sesuai dengan budaya, agama, dan norma sosial yang berlaku.
Pendidikan moral diintegrasikan dalam beberapa mata pelajaran. Madrasah Aliyah
berbasis pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari pendidikan moral. Tinggi rendahnya moral yang
dimiliki oleh peserta didik tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar tempat
mereka menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Berbagai aspek dapat
mempengaruhi terbentuknya moralitas dalam diri peserta didik. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat kedisiplinan pengurus, tingkat
keteladanan guru dan tingkat religiusitas santri sebaya terhadap tingkat moralitas
santri di Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-Muayyad Surakarta. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasi
penelitian sebanyak 225 santri dan sampel sebanyak 83 santri yang diambil
dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan
melalui angket dan didukung dengan wawancara serta observasi. Data yang
terkumpul dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang diuji berada pada
kategori tinggi yaitu variabel tingkat kedisiplinan pengurus sebesar 67,5%,
variabel tingkat keteladanan guru sebesar 98,8%, variabel tingkat religiusitas
teman sebaya peserta didik sebesar 83,1?n variabel tingkat moralitas santri
sebesar 77,1%. Berdasarkan hasil uji t dan uji F terdapat pengaruh yang signifikan
antara keempat variabel tersebut dengan signifikansi sebesar 0,000 atau kurang
dari 0,05. Berdasarkan hasil uji R2
juga menunjukkan bahwa sebesar 59,3%
variabel akhlak peserta didik Pondok Pesantren dapat dijelaskan oleh variabel
tingkat kedisiplinan pengurus, tingkat keteladanan guru, dan tingkat religiusitas
santri sebaya sedangkan selisihnya sebesar 40.7% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Implikasi teoritis dalam penelitian ini
adalah kesesuaian antara hasil analisis data dengan Teori Pembelajaran Sosial
Albert Bandura (1972), Teori Pemodelan Albert Bandura (1977), Teori
Religiusitas Glock & Stark (1969) dan Teori Pendidikan Moral Emile Durkheim
(1990).