Fashion saat ini menjadi salah satu industri kreatif yang perkembangannya sangat diperhatikan banyak pihak. Di Yogyakarta sendiri mulai banyak bermunculan desainer baru dengan clothingline-nya sendiri, fashion retail yang juga mengembangkan brand-nya secara mandiri, serta penyelenggaraan event-event fashion baik skala besar maupun kecil. Selanjutnya, dalam hal pendidikan terdapat sekolah-sekolah fashion dan mode di berbagai jenjang, mulai dari sekolah kejuruan hingga Pendidikan tinggi. Namun sayangnya, perkembangan industri fashion dan sumber daya manusianya tidak dibarengi dengan pembangunan fasilitas yang memadai, ditambah kurangnya promosi produk karya fashion lokal secara baik. Dengan adanya perancangan fashion center di Yogyakarta dimaksudkan sebagai upaya pemenuhan fasilitas yang dapat mendukung penyelenggaraan produksi, promosi, komersial, dan edukasi dalam bidang fashion, serta juga mengatur peragaan busana. Pada perancangan ini menggunakan metode desain yang dirumuskan oleh David K. Ballast, dimulai dari tahapan programming hingga perancangan fashion center yang memiliki konsep The Existence of Human Body dengan gaya desain modern. Perancangan ini menargetkan terciptanya fasilitas dengan identitas kuat yang sejalan dengan karakter fashion, dan menjadi bentuk representatif fashion baik secara visual maupun fungsional, sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman penghuni ruang, serta mampu menjangkau minat masyarakat terhadap perkembangan fashion lokal.
