Abstrak


Representasi Nilai-Nilai Persahabatan dalam Film A Silent Voice


Oleh :
Alfarell Nadhif Afkar Arifin - D0220009 - Fak. ISIP

Persahabatan adalah salah satu bentuk hubungan sosial yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai ikatan emosional yang melibatkan kepercayaan, dukungan, dan saling pengertian, persahabatan dapat memberikan manfaat psikologis dan sosial bagi individu. Persahabatan yang sehat dapat membantu seseorang dalam mengatasi tantangan hidup, membangun rasa percaya diri, serta meningkatkan kesejahteraan emosional. Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana persahabatan direpresentasikan dalam media, seperti film dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam hubungan persahabatan. Film sebagai media komunikasi yang kuat memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan sosial, termasuk nilai-nilai persahabatan. Melalui narasi visual dan emosionalnya, film dapat menggambarkan dinamika hubungan antar individu serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai-nilai persahabatan direpresentasikan dalam film A Silent Voice berdasarkan konsep persahabatan menurut Rowland S. Miller (2014), yang meliputi trust, respect, social support, capitalization, dan responsiveness. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk menganalisis adegan-adegan persahabatan yang ditampilkan dalam film tersebut. Fokus utamanya menganalisis dinamika hubungan persahabatan antara karakter Shoya Ishida dan Nagatsuka Tomohiro.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa film A Silent Voice merepresentasikan nilai-nilai persahabatan melalui empat aspek utama, yaitu respect, trust, social support, dan capitalization. Respect terlihat dari sikap Nagatsuka yang menerima Shoya tanpa menghakimi masa lalunya. Trust terbentuk ketika Shoya mulai membuka diri terhadap Nagatsuka setelah menerima bantuan darinya. Social support ditunjukkan melalui tindakan saling mendukung antara keduanya, baik dalam menghadapi kesulitan maupun membangun kembali hubungan sosial. Capitalization tercermin dalam momen kebersamaan mereka yang memperkuat ikatan persahabatan melalui pengalaman positif. Namun, penelitian ini tidak menemukan representasi dari nilai responsiveness dalam interaksi antara Nagatsuka dan Shoya.

 

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa film A Silent Voice memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana persahabatan dapat membantu seseorang dalam membangun kembali koneksi sosial, menghadapi trauma masa lalu, serta memperoleh dukungan emosional. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi penelitian selanjutnya serta menginspirasi penonton untuk lebih memahami pentingnya hubungan sosial yang sehat.