Abstrak
Analisis Kajian Mitologi Sastra Dalam Cerita Rakyat Nyai Roro Kidul Serta Relevansinya Sebagai Materi Ajar Di SMP
Oleh :
Aulia Ufa Choirun Nisa - K4216013 - Fak. KIP
Materi pembelajaran sastra Jawa perlu dikaji agar siswa maupun guru bisa mengerti lebih banyak mengenai karya sastra Jawa khususnya mengenai cerita rakyat. Cerita rakyat memiliki nilai-nilai positif, namun beberapa hal tersebut jarang disampaikan di dalam pembelajaran, padahal nilai tersebut sangat baik apabila diajarkan kepada siswa. Unsur mengenai kajian mitos juga jarang diulas dan lebih mengutamakan menyampaikan materi sesuai di dalam buku ajar saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kajian mitologi sastra dan relevansinya hasil analisis sebagai materi ajar menelaah teks cerita rakyat berbahasa Jawa di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan mitologi sastra. Sumber data berupa dokumen dan informan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah cerita rakyat berjudul Nyai Roro Kidul Menjadi Istri Spiritual Paku Buwono I IX Keraton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen dan wawancara. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan teori. Analisis data menggunakan analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) unsur mitos di dalam cerita rakyat berjudul Nyai Roro Kidul Menjadi Istri Spiritual Paku Buwono 1 IX Keraton Kasunanan Surakarta meliputi adanya perjanjian antara Sutowijoyo dengan Kanjeng Ratu Kidul; adanya lokasi atau tempat yang menjadi saksi; adanya ritual dan pelaksanaan upacara; dan Raden Sayyidin yang dianggap anak oleh Kanjeng Ratu Kidul; (2) cerita rakyat berbahasa Jawa berjudul Nyai Roro Kidul Menjadi Istri Spiritual Paku Buwono I IX Keraton Kasunanan Surakarta dapat dijadikan sebagai materi ajar Bahasa Jawa di SMP karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik karena menggunakan bahasa sesuai dengan dialek daerah, adanya lokasi atau tempat yang tampak nyata dan bermuatan nilai-nilai pendidikan yang positif yang dapat dijadikan motovasi bagi peserta didik dalam berperilaku.