Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Indigenous-based Experiential Learning (IbEL), dengan
mendeskripsikan karakteristik model, kelayakan model, dan keefektifan model
untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Mahasiswa Pendidikan IPA.
Prosedur penelitian pengembangan model IbEL menggunakan Design Based Research (DBR) dengan
beberapa kali iterasi. Data pengembangan model menggunakan analisis deskriptif,
analisis konstruk untuk aspek kemampuan berpikir kreatif, dan N-Gain
score untuk peningkatan dampak instruksional model IbEL. Instrumen
penelitian berupa rencana pelaksanaan semester, pengukuran kemampuan berpikir
kreatif yang telah divalidasi dan dianalisis butir dengan Rasch model.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) model IbEL mempunyai
karakteristik berupa pengakuan terhadap kearifan lokal mahasiswa untuk diangkat
sebagai topik pembelajaran IPA melalui 5 sintak yaitu tracing the problem, reasonable challenging,
collaborative consolidating, collaborative justifying, dan concluding. Model IbEL melibatkan
pengalaman belajar yang langsung berbasis pada budaya atau tradisi masyarakat
setempat, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk merasakan dan memahami lebih
dalam konsep-konsep sains dalam konteks kehidupan sehari-hari, 2)
Model IbEL memberikan dampak
positif terhadap keterampilan berpikir kreatif dan telah
memperoleh pengakuan kelayakan sebagai model pembelajaran dari beberapa kali
implementasi lapangan, 3) Model IbEL efektif meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif mahasiswa dengan N-Gain sebesar 0,7 dan mampu meningkatkan
pengetahuan mahasiswa dengan N-Gain sebesar 0,4. Aspek Risk-Taking merupakan salah satu aspek yang paling dominan unggul
dari aspek keterampilan berpikir kreatif lainnya. Model IbEL layak digunakan pada pembelajaran IPA
berbasis kearifan lokal.