Penelitian ini akan banyak berbicara dan membahas terkait
peranan penting dari United Nations High Commissioner Refugee terkait dengan isu kesehatan reproduksi yang
dihadapi oleh pengungsi wanita Suriah di Turki. Dengan latar belakang konflik
Suriah yang berkepanjangan dan aktivitas
migrasi sebagai pengungsi setelahnya, penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas inisiatif organisasi internasiona
dalam mempromosikan kesehatan reproduksi, aksesibilitas terhadap layanan
kesehatan, dan pemberdayaan pengungsi Suriah sebagai langkah navigasi dari
kesejahteraan reproduksi mereka. Dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif dalam interpretasi data atau sumber informasi yang komprehensif dari
publikasi dari jurnal kesehatan internasional, jurnal korespondensi, riset
terdahulu, laman resmi UNHCR, data statistik, dan yang dinilai relevan dengan pembahasan
keterlibatan organisasi
internasional dalam isu tersebut. Penelitian ini
mengeksplorasi berbagai tantangan kesehatan reproduksi, termasuk hambatan
pengungsi Suriah dalam aksesibilitas layanan
kesehatan, dan kesadaran akan hak-hak pengungsi di negara penerima. Temuan awal menyoroti adanya
diskriminasi dalam pemenuhan hak individu pengungsi, terutama dalam aksesibilitas layanan kesehatan. Penelitian ini
menggaris bawahi pentingnya pendekatan secara budaya dan strategi keterlibatan masyarakat yang dimanfaatkan
oleh organisasi internasional dalam program kerjasama dengan penduduk lokal.