Komunitas punk merupakan salah satu kelompok sosial yang ada di Surakarta. Bermula dari munculnya tongkrongan punk, hingga menjadi komunitas yang berkembang dengan menerapkan identitas punk di Surakarta. Penelitian ini bertujuan, pertama mengetahui mengetahui latar belakang munculnya komunitas punk di Surakarta tahun 1995-2024, kedua untuk mengetahui dinamika komunitas punk di Surakarta yang berawal dari tongkrongan punk hingga bangkitanya komunitas punk pasca Pandemi Covid-19 di Surakarta tahun 1995-2024, ketiga untuk mengetahui dampak komunitas punk di Surakarta tahun 1995-2024 dalam bidang sosial, budaya serta ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari lima tahap yaitu, pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), kritik (verifikasi), interpretasi dan historiografi. Dalam penelitian ini pengumpulan sumber tertulis diperoleh dari arsip pribadi dan komunitas, buku, artikel jurnal, skripsi serta Laporan Tahunan BPS Surakarta. Sumber berupa wawancara dengan tokoh selaku pendiri komunitas, serta pihak Dinas Sosial Surakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Surakarta terdapat komunitas punk yang memiliki eksistensi dalam setiap fasenya. Komunitas punk melaksanakan beberapa kegiatan yang berdampak pada berbagai bidang. Dampak bidang sosial ditunjukan dari beberapa kegiatan, seperti aksi Food Not Bombs, aksi Save Sriwedari, dan aksi Sriwedari Berbagi. Bidang budaya memunculkan budaya Do It Yourself yang berpengaruh pada individu anggotanya serta lirik-lirik lagu punk yang di adopsi menggunakan Bahasa Jawa. Bidang ekonomi memunculkan Bonrodjo Records yang merupakan label rekaman independen pertama di Surakarta serta dilaksanakannya pasar mandiri Sriwedari Riot Market pada masa Pandemi Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah munculnya komunitas punk di Surakarta tahun 1995-2024 dilatarbelakangi oleh tongokrongan-tongkrongan yang muncul di Surakarta. Hal ini menjadi akar perkembangan komunitas punk di Surakarta. Eksistensi komunitas punk di Surakarta terbagi menjadi 4 fase, yaitu pertama tahun 1995-2006 munculnya Komunitas Punk Sriwedari Boot Bois. Kedua, 2007-2010 munculnya Komunitas Semangat Djoeang dan Maladaptif Terror Crew. Ketiga, tahun 2011-2019 perpindahan generasi komunitas punk dari first wave ke second wave hingga kolaborasi bersama supporter sepakbola PERSIS Surakarta. Keempat, tahun 2020-2024 bangkitnya komunitas punk di Surakarta pasca Pandemi Covid-19. Keberadaan komunitas punk di Surakarta tahun 1995-2024 berdampak pada bidang sosial, budaya serta ekonomi.