;
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) deskripsi
proses matematisasi horizontal dan vertikal siswa
dengan AQ tipe climber
dalam
menyelesaikan masalah berorientasi PISA, (2) deskripsi proses matematisasi
horizontal dan vertikal siswa dengan AQ tipe camper dalam
menyelesaikan masalah berorientasi PISA, dan (3) deskripsi proses matematisasi horizontal dan vertikal siswa dengan AQ tipe quitter dalam
menyelesaikan masalah berorientasi PISA.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2024
di SMP Negeri 9 Surakarta. Subjek penelitian adalah 6 siswa kelas VIII SMP
Negeri 9 Surakarta. Subjek penelitian dipilih menggunakan purposive sampling.
Penentuan subjek penelitian didasarkan pada pandangan bahwa siswa kelas VIII
pada semester kedua telah memiliki pengalaman belajar yang memadai. Subjek
penelitian akan dipilih berdasarkan fokus penelitian, yaitu untuk mengetahui
proses matematisasi dalam menyelesaikan soal-soal berorientasi PISA. Metode
pengumpulan data menggunakan angket, tes tertulis dan wawancara tidak
terstruktur. Angket
yang digunakan adalah angket Adversity Quotient (AQ) untuk mengumpulkan
data terkait tipe AQ siswa kelas VIII di SMP Negeri 9 Surakarta. Angket
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori yang diajukan oleh Stoltz. Sebuah kisi-kisi
disusun terlebih dahulu untuk setiap aspek AQ, yaitu control, endurance,
reach, origin, dan ownership sebelum menyusun butir-butir
angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa dengan tipe AQ climber menunjukkan kemampuan tinggi dalam mentransformasikan masalah kontekstual ke dalam bentuk simbol matematika. Mereka mampu mengidentifikasi konsep yang relevan, menyajikan permasalahan dalam bentuk visual yang jelas dan lengkap, serta membangun model matematika yang komunikatif. Dalam pengembangan menuju bentuk matematika yang lebih abstrak, mereka menyelesaikan langkah-langkah secara runtut dan akurat. Selain itu, mereka mampu mengaitkan berbagai model secara detail, menyampaikan argumen secara meyakinkan, serta melakukan generalisasi terhadap model yang dibuat untuk menyelesaikan masalah yang lebih luas, (2) siswa dengan tipe AQ camper menunjukkan proses matematisasi yang relatif serupa dengan climber, namun kurang percaya diri sehingga model matematika tidak disajikan secara eksplisit dan argumen yang diberikan kurang detail serta meyakinkan., dan (3) siswa quitter hanya memenuhi sebagian indikator proses matematisasi, terutama pada tahap transformasi masalah kontekstual ke simbol matematika. Ketika diminta untuk mengembangkan simbol matematika menjadi bentuk yang lebih abstrak, mereka cenderung memilih untuk tidak melanjutkan dan merasa ragu. Selain itu, siswa quitter cenderung malu atau enggan menjelaskan proses pengerjaan mereka, karena menyadari bahwa mereka hanya mengerjakan soal tanpa benar-benar memahami apakah langkah yang diambil sesuai dengan yang diketahui atau yang ditanyakan.