Abstrak


Pengaruh Fraksi Air Biji Salak Pondoh (Sallaca edullis reinw) Terhadap Profil Hematologi, Metabolisme Zat Besi, Pertumbuhan, dan Respon Inflamasi Tikus Model Anemia


Oleh :
Mustika Pramestiyani - T501808007 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Anemia masih menjadi masalah gizi global terutama pada anak- anak, ibu hamil, dan remaja. Pemberian ekstrak etanol biji salak dapat meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) dan hitung jumlah leukosit pada tikus model anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi air biji salak (FABS) terhadap berat dan panjang badan, kadar kadar Hb, hematokrit, indeks eritrosit, leukosit, IL-6, matriptase-2, hepsidin dan serum besi tikus betina model anemia.

Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium dengan rancangan pre and post-test with control group design, kecuali kadar IL-6. Dua puluh lima ekor tikus wistar betina model anemia sedang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yakni kontrol negatif (KN) diberikan pakan rendah besi, kontrol positif (KP) diberikan suplemen Fe 0,37 mg/200g BB, dan kelompok perlakuan (P1-3) diberikan FABS 25, 50, dan 100 mg/200g BB selama 4 minggu. BB dan PB diukur menggunakan timbangan digital dan metline. Profil hematologi menggunakan hematology analyzer, sedangkan kadar IL-6, matriptase-2, hepsidin menggunakan ELISA dan serum besi menggunakan kolorimetri. Data diuji statistik menggunakan repeated measuress ANOVA dan paired t-test dengan p<0>

Hasil: Kelompok KP memiliki BB (244,2±23,3 g) dan PB (32,2±0,0 cm) lebih tinggi dibandingkan kelompok perlakuan. Rerata kadar Hb KP (14,9±1,1 g/dL) lebih tinggi dibandingkan P2 (13,4±0,9 g/dL). P1 memiliki rerata kadar hematokrit yang lebih tinggi dibandingkan KP. KP memiliki rerata MCH (17,7±2,5 pg) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Rerata kadar MCV pada P1 (62,4±27,2 fL) lebih tinggi dibandingkan dengan KP (52,0±2,2 fL). Rerata kadar MCHC P2 (34,3±4,2%) lebih tinggi daripada KP (34,2±5,2%). Rerata leukosit pada KP (12,9±4,0 x109/L) lebih tinggi dibandingkan kelompok perlakuan, tetapi masih dalam batas normal. Rerata kadar IL-6 pada KP (129,39±24,37 pg/mL), Matriptase-2 (11,04±1,24 ng/µL) dan serum besi (3,04±0,57 ng/µL) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Rerata kadar hepsidin pada P1 (0,63±0,51 pg/mL) lebih tinggi dibandingkan dengan KP.

Kesimpulan: Pemberian FABS 50mg/200gBB/hari selama 4 minggu meningkatkan BB, PB, kadar HB, hematokrit, indeks eritrosit dan IL-6 kecuali PB dan IL-6 serta menurunkan kadar hepsidin.  Pemberian FABS 100mg/200gBB/hari meningkatkan kadar serum besi dan leukosit namun masih dalam batas normal. Pemberian FABS 25mg/200gBB/hari menurunkan kadar matriptase-2 pada tikus betina model anemia.