Penelitian dengan judul “Perempuan dan Triple Burden: Analisis Konstruksi Peran Gender Berlapis pada Perempuan Kepala Keluarga di Kota Surakarta” bertujuan (1) mendeskripsikan realitas triple burden yang terkonstruksi secara sosial, budaya, dan politik pada perempuan kepala keluarga di Kota Surakarta; (2) memahami dampak triple burden pada perempuan kepala keluarga di Kota Surakarta; dan (3) mengetahui strategi dalam mengatasi triple burden pada perempuan kepala keluarga di Kota Surakarta. Triple burden merupakan istilah dari Caroline Moser yang merujuk pada tiga peran utama yang sering diemban perempuan di dalam struktur masyarakat, yaitu peran reproduktif, produktif, dan sosial. Hipotesis penelitian ini bahwa konstruksi struktur sosial, budaya, dan politik, telah menstrukturasi perempuan kepala keluarga sehingga menyebabkan fenomena triple burden.
Untuk mengkaji persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini merupakan perempuan kepala keluarga di Kelurahan Jebres Kota Surakarta serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta. Pemilihan informan dilandasi asumsi bahwa informan-informan ini memahami dan terlibat dalam isu triple burden pada perempuan kepala keluarga di wilayah tersebut.
Kajian ini menemukan bahwa konstruksi sosial, budaya, dan politik dapat menghambat sekaligus memberdayakan perempuan kepala keluarga dalam mengakses sumber daya sosial. Adanya konstruksi ini memengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial perempuan kepala keluarga, serta berdampak pula pada kemampuan adaptasi terhadap tantangan yang dihadapi. Dalam mengatasi dampak tersebut, perempuan kepala keluarga dan Pemerintah Kota Surakarta memiliki berbagai strategi resistensi, baik secara internal, eksternal, maupun kolaboratif.